Permukiman Warga Tengger di Gunung Bromo Jadi Medan Persaingan Indonesian Downhill 2025
Indonesia Downhill (IDH) Urban 2025 bakal dilangsungkan di kawasan Wisata Gunung Bromo yang menyajikan pemandangan dan tantangan tersendiri bagi para atlet. Dilangsungkan di ketinggian 1.800 Mdpl, Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, bakal jadi tuan rumah sesi 2025 kejuaraan 76 Indonesian Downhill (IDH) URBAN.
Kejuaraan ini memadukan balap sepeda downhill dengan medan perlintasan di permukiman penduduk di kawasan Wisata Gunung Bromo. Rencananya akan ada ratusan donwhiller yang turut ambil bagian dalam kejuaraan yang digelar pada 13 - 14 September 2025 mendatang.
Agnes Wuisan dari 76 Rider selaku penyelenggara mengungkapkan, 76 IDH Urban diposisikan sebagai non-series yang lebih mengedepankan kombinasi kompetisi sengit, sportainment yang mendekatkan olahraga ekstrem ini langsung ke tengah-tengah masyarakat, serta sport tourism. Keindahan panorama Gunung Bromo menjadi destinasi untuk menariknya.
"Kembalinya 76 IDH Urban 2025 merupakan bagian dari komitmen untuk terus menghadirkan inovasi dan keberagaman kompetisi dalam disiplin downhill," ucap Agnes Wuisan, melalui konferensi persnya pada Selasa (9/9/2025).
Ia juga menyebut bahwa 76 IDH Urban juga menjadi cara untuk semakin mempopulerkan downhill ke masyarakat, sekaligus menghidupkan potensi dan pemberdayaan ekonomi lokal lewat sports tourism. Pengembangan potensi lokal baik dari sisi UMKM, tempat wisata, dan entertainment, juga diharapkan mampu mendongkrak perekonomian di sekitarnya.“Urban downhill memang berbeda, bukan semata-mata kompetisi, tapi ada sisi entertainment yang kuat. Treknya melewati perkampungan dan dekat dengan warga, sehingga atmosfernya akan terasa spesial bagi rider maupun penonton, melalui event ini kami ingin downhill dikenal lebih luas, sekaligus membuka peluang sports tourism yang mendorong ekonomi lokal,” jelasnya
Menurutnya, lokasi trek balap yang berada di lintasan permukiman warga Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, bakal memberikan tantangan baru, serta penyegaran bagi para pebalap. Terlebih lokasinya berlokasi di lereng Gunung Bromo, dengan suhu rata-rata 17-24 derajat celcius, kampung yang dihuni mayoritas Suku Tengger ini punya karakter lintasan yang menantang dan berbeda dibanding downhill konvensional.
"Ada tantangan baru juga, karena lokasinya di permukiman yang dihuni oleh mayoritas Suku Tengger, dan di suhu udara yang cukup sejuk," ungkap Agnes kembali.
Sementara itu, Event Director 76 IDH Urban, Aditya Nugraha, mengatakan meski tak masuk agenda UCI seperti seri 76 IDH, namun standar kejuaraan tetap dijaga maksimal. Total ada sepanjang 1,1 kilometer lintasan yang harus dilalui para rider donwhiller.
“Memiliki panjang 1,1 kilometer. Untuk karakteristiknya, di section awal kami susun lebih technical, yaitu melewati jalur-jalur sempit perkampungan dengan belokan yang rapat. Sementara section bawah jelang finish akan lebih high speed, termasuk dengan tambahan obstacle buatan,” kata Aditya.Dengan karakteristik trek urban tersebut, Aditya menyatakan, jalannya lomba dipastikan bakal menghadirkan aksi-aksi seru nan menghibur dari para downhiller, yang bisa disaksikan langsung masyarakat lebih dekat. Perangkat perlombaan juga dipersiapkan maksimal demi menyajikan hiburan yang menarik lewat aksi-aksi ekstrem para peserta.
"Sehingga dengan konsep urban downhill ini, kejuaraan akan semakin seru, kompetitif, dan memberikan tontonan yang menarik bagi masyarakat, dan penggemar olahraga sepeda downhill,” imbuhnya.
Nantinya kata Aditya, 76 IDH Urban 2025 akan melombakan 12 kategori, mulai dari Men Elite, Men Junior, Women Open, Men Youth, hingga berbagai kelas Men Master E, D, C, B, A, dan Sport C, B, A. Dengan konsep 70 persen kompetisi, dan 30 persen entertainment & community engagement.
"76 IDH Urban ini berstatus points race berlisensi Union Cycliste Internationale (UCI), 76 IDH Urban diposisikan sebagai non-series yang lebih mengedepankan kombinasi kompetisi sengit, sportainment yang mendekatkan olahraga ekstrem ini langsung ke tengah-tengah masyarakat, serta sport tourism. Balapan ini diproyeksikan akan menjadi salah satu highlight di kalender balap sepeda gunung tahun ini," tukasnya.










