Perbandingan Gaji Valentino Rossi saat di Tim Ducati dengan Yamaha, bak Bumi dan Langit
PERBANDINGAN gaji Valentino Rossi saat di tim Ducati dengan Yamaha. Perbedaannya bak bumi dan langit.
Valentino Rossi tidak hanya dikenal sebagai pembalap dengan sembilan gelar dunia, tetapi juga salah satu atlet dengan pendapatan tertinggi dalam sejarah MotoGP. Sepanjang kariernya, gajinya mengalami fluktuasi signifikan, terutama saat berpindah antara Yamaha dan Ducati.
Periode bersama Yamaha menjadi masa keemasan Rossi, baik secara prestasi maupun finansial. Sementara itu, petualangannya di Ducati, meski bernilai tinggi, dia tak mampu mengulangi kesuksesan serupa.
Gaji Valentino Rossi di Yamaha
Pada puncak kariernya bersama Yamaha antara 2008-2010, Rossi tercatat menerima gaji sekira 30 juta euro (sekira Rp560 miliar) per tahun. Pendapatan tersebut belum termasuk sponsor yang membuat total penghasilannya jauh lebih besar.
Setelah itu, Rossi sempat pindah ke Ducati pada 2010 hingga 2012. Kepulangannya ke Yamaha pada 2013 disertai penyesuaian gaji.
Rossi memperoleh USD22 juta (sekira Rp363 miliar). Rinciannya, ada USD12 juta (sekira Rp198 miliar) yang didapat dari tim dan USD10 juta (sekira Rp165 miliar) dari sponsor.
Gaji Valentino Rossi di Ducati
Ketika pindah ke Ducati dengan kontrak dua tahun, total pendapatan Rossi mencapai USD30 juta (Rp495 miliar) per musim. Namun, komposisinya berbeda yakni hanya USD17 juta (Rp280 miliar) berasal dari gaji tim, sementara sisanya dari sponsor.
Memasuki akhir 2010-an, gaji Rossi terus menyusut seiring usia yang bertambah dan persaingan dengan pembalap muda. Pada 2019, ia menerima sekira 7 juta euro (sekira Rp130 miliar). Pada tahun terakhirnya 2021, pendapatannya turun drastis menjadi 4 juta euro (Rp74 miliar).
Meski gajinya fluktuatif, Rossi membuktikan bahwa nilai seorang pembalap tak hanya diukur dari angka, tetapi juga pengaruh terhadap olahraga. Dia pun terus jadi sorotan di MotoGP.
Dari segi nominal, Yamaha tetap menjadi tim yang paling menghargai Rossi, baik di masa jaya maupun kepulangannya. Sementara Ducati, meski menawarkan angka fantastis, mereka gagal memberinya kesuksesan yang setara.