Sentuhan Magis dan Air Mata Luis Enrique di Final Liga Champions 2024-2025

Sentuhan Magis dan Air Mata Luis Enrique di Final Liga Champions 2024-2025

Olahraga | sindonews | Minggu, 1 Juni 2025 - 09:58
share

Air mata haru membasahi wajah Luis Enrique. Paris Saint-Germain, di bawah arahannya, tak hanya meraih gelar Liga Champions pertama dalam sejarah klub, tetapi melakukannya dengan penampilan yang akan dikenang sepanjang masa. Kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan di Allianz Arena, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB menjadi panggung bagi kebangkitan klub raksasa Prancis.

Lebih dari sekadar taktik dan gol, malam itu adalah kisah manusia yang menyentuh. Luis Enrique, pria Asturias berusia 55 tahun, kini sejajar dengan para legenda, menjadi pelatih keenam yang menjuarai kompetisi elit Eropa ini dengan dua klub berbeda, setelah sebelumnya meraihnya bersama Barcelona pada 2015.

Namun, di balik euforia kemenangan, terselip kerinduan mendalam. Enrique mengenang putrinya tercinta, Xana, yang berpulang karena kanker tulang di usia sembilan tahun pada 2019. Tujuh tahun sebelumnya, di Berlin, Xana kecil dengan riang menancapkan bendera Barcelona di tengah lapangan setelah ayahnya membawa klub Catalan meraih kejayaan.

Baca Juga:PSG Juara Liga Champions 2024/2025: Raja Baru Eropa!

Di Munich, di malam puncak kariernya bersama PSG, Enrique membawa serta kenangan indah itu. Di balik balutan jasnya, tersembunyi kaus bergambar dirinya dan Xana, seolah sang putri turut hadir merayakan kemenangan bersejarah ini. Puncaknya, para ultras PSG, dengan pemahaman yang mendalam akan kisah pilu sang pelatih, membentangkan tifo raksasa. Bendera megah itu menampilkan gambar ayah dan anak perempuan, keduanya mengenakan jersey kebanggaan PSG, dengan Xana kecil tengah menancapkan bendera klub. Isyarat yang luar biasa, di malam yang begitu menggembirakan bagi PSG, air mata kesedihan dan kebahagiaan bercampur menjadi satu.

"Saya sangat senang. Sangat emosional di akhir dengan spanduk dari para penggemar untuk keluarga saya. Namun, saya selalu memikirkan putri saya," ujar Luis Enrique dengan suara bergetar dikutip dari BBC Sport.

Baca Juga:Treble Bersejarah PSG, Luis Enrique Ikuti Jejak Pep Guardiola

"Sejak hari pertama, saya mengatakan ingin memenangkan trofi penting, dan Paris belum pernah memenangkan Liga Champions. Kami melakukannya untuk pertama kalinya. Merupakan perasaan yang luar biasa untuk membuat banyak orang bahagia."

Foto: BBC Sport

Perjalanan PSG di Liga Champions

Perjalanan PSG di Liga Champions musim terbilang berliku. Klub berjuluk Les Parisiens, harus merasakan babak playoff (perebutan tiket 16 besar), setelah terjebak di peringkat 15 dengan torehan 13 poin dari empat kali menang, sekali imbang, dan tiga kalah.Di babak playoff, PSG mengeliminasi wakil Prancis, Brest dengan agregat 10-0. Kemenangan besar itu membuat Desire Doue dkk semakin percaya diri menatap laga selanjutnya.

Benar saja. Tiga wakil Inggris yakni Liverpool, Aston Villa, dan Arsenal berhasil disingkirkan PSG. Torehan gol, PSG saat merebut tiket final Liga Champions cukup mengesankan. Ousmane Dembele dkk mampu mencetak 33 gol.

Baca Juga:PSG Hancurkan Inter 5-0! Pecahkan Rekor Kemenangan Terbesar di Final Liga Champions Era Modern

Sebelum laga final dimulai, para Ultras PSG membentangkan tifo raksasa dengan pesan yang membakar semangat: "Ensemble, Nous Sommes Invincibles" (Bersama, Kita Tak Terkalahkan). Dan di lapangan, mereka membuktikannya.

Tim termuda di final Liga Champions itu justru tampil lebih bertenaga dan cepat, membuat Inter yang dihuni pemain berpengalaman tampak kelelahan. Statistik pun berbicara. Margin kemenangan lima gol adalah yang terbesar dalam sejarah final Piala Eropa atau Liga Champions. PSG adalah tim terbaik di Liga Champions musim ini, dan kemenangan mereka adalah mahakarya yang akan dikenang selamanya. Di balik gemerlap trofi, terselip kisah haru seorang ayah yang mendedikasikan kemenangan ini untuk putrinya, dan lahirnya seorang bintang muda yang siap menaklukkan dunia.

Baca Juga:Raja Eropa Incar Dunia, Luis Enrique Jadikan Piala Dunia Antarklub Target Utama PSG

Era "bling-bling" dengan Mbappe, Neymar, dan Messi telah berlalu, kini PSG membangun kejayaan dengan fondasi yang lebih kokoh dan semangat yang tak tergoyahkan, seperti yang diyakini Luis Enrique sejak awal. Enrique telah membuktikan bahwa ia adalah orang yang tepat untuk acara besar. Hebatnya, pelatih asal Spanyol itu telah memenangkan semua delapan final utama yang pernah ia tangani di klub sepak bola.

Enrique memenangi ketiga final Copa Del Rey yang ia kelola bersama Barcelona, serta final Liga Champions 2014/2015 (3-1 vs Juventus) dan final Piala Dunia Antarklub 2015/16 (3-0 vs River Plate). Ia kemudian memenangi dua final Coupe De France bersama PSG, termasuk kemenangan Parisians 3-0 atas Stade de Reims minggu lalu. Kemudian tentu saja yang terbesar adalah mengamankan trofi Liga Champions musim ini.

Itu adalah rekor yang luar biasa dan membuktikan bahwa Enrique adalah salah satu taktik terbaik dalam permainan ini. Kemenangan Liga Champions ini akan mengukir nama Enrique dalam cerita rakyat PSG, dan ia sekarang telah menjadi salah satu dari sedikit pelatih yang memenangkan kompetisi klub papan atas Eropa. Ia memenangkan treble bersama Barcelona pada tahun 2015, dan sekarang telah melakukan hal yang sama dengan Parisians.

Foto: BBC Sport

Seorang pelatih ikonik dan tim yang istimewa. Rata-rata usia pemain inti mereka hanya 25,3 di final. "Musim ini adalah musim terbaik yang pernah ada dan kami sangat bangga. Kami sedang membangun tim untuk masa depan," tutur Presiden PSG, Nasser al-Khelaifi.

Apa pun hasilnya hari ini, kami tidak akan berubah. Pekerjaan yang sebenarnya dimulai hari ini. Kami harus rendah hati dan membumi. Saya sangat bangga, untuk para penggemar, untuk Prancis. Saya pikir ini luar biasa untuk Prancis... Kami memiliki manajer terbaik di dunia, pelatih terbaik di dunia, pemain terbaik, dan penggemar yang luar biasa," imbuhnya.

Topik Menarik