Deretan Prestasi Jonatan Christie Selama Bernaung di Pelatnas Cipayung

Deretan Prestasi Jonatan Christie Selama Bernaung di Pelatnas Cipayung

Olahraga | sindonews | Sabtu, 17 Mei 2025 - 12:02
share

Keputusan Jonatan Christie untuk keluar dari Pelatnas PBSI Cipayung pada Mei 2025 membuka babak baru dalam kariernya sebagai pebulu tangkis profesional. Namun di balik langkah tersebut, publik menengok kembali jejak gemilang yang ditorehkan Jojo selama mengenakan seragam pelatnas.

Selama hampir satu dekade bersama pelatnas, Jonatan menjelma menjadi salah satu tunggal putra andalan Indonesia. Prestasi demi prestasi ia ukir, baik di ajang individu maupun beregu, mengharumkan nama bangsa di berbagai pentas dunia.

Emas SEA Games dan Titik Awal Gemilang

Salah satu momen awal yang menandai kebangkitan Jonatan adalah saat ia menyabet medali emas SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. Kala itu, ia sukses mengalahkan pemain Thailand, Khosit Phetpradab, dengan skor meyakinkan 21-19, 21-10. Kemenangan ini menjadi tonggak penting dalam karier seniornya.

Pencapaian tertingginya di pentas multievent datang saat Asian Games 2018. Bermain di rumah sendiri, Jonatan tampil luar biasa hingga meraih medali emas setelah menumbangkan Chou Tien Chen (Taiwan) lewat duel ketat tiga gim: 21-18, 20-22, 21-15. Momen ini menjadikannya simbol kebanggaan baru sektor tunggal putra Indonesia.

Di level kontinental, Jonatan sempat meraih medali perak di Kejuaraan Asia 2022 setelah dikalahkan Lee Zii Jia. Namun ia bangkit di edisi 2024 di Ningbo, China, dengan merebut emas usai menundukkan Li Shifeng dua gim langsung.

Di level dunia, Jonatan menjadi salah satu pemain paling konsisten di BWF World Tour.Ia mengoleksi tujuh gelar bergengsi:

New Zealand Open 2019 (Super 300)

Australian Open 2019 (Super 300)

Swiss Open 2022 (Super 300)

Indonesia Masters 2023 (Super 500)

Hong Kong Open 2023 (Super 500)

French Open 2023 (Super 750)

All England 2024 (Super 1000)

Ia juga pernah tampil di final turnamen prestisius lain seperti French Open, Japan Open, dan China Masters.

Jonatan bukan hanya moncer di sektor individu. Ia juga berperan vital dalam keberhasilan Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark—mengakhiri penantian selama 19 tahun. Meski saat itu Indonesia tak bisa mengibarkan Merah Putih karena sanksi WADA, gelar tersebut tetap dikenang sebagai pencapaian bersejarah.

Selain itu, Jonatan juga mencatat prestasi lain seperti juara Indonesia International 2013 dan Swiss International 2014 serta menjadi finalis di Korea Open dan Thailand Open 2017.

Kini di usia 27 tahun, Jonatan memilih menempuh jalur profesional demi fleksibilitas latihan. Meski demikian, ambisi untuk tampil di Olimpiade Los Angeles 2028 tetap menyala.

"Masih ada api dalam diri saya untuk berprestasi," tegas Jonatan, seraya menyatakan kesiapannya untuk kembali memperkuat Indonesia jika dipanggil ke ajang seperti Piala Thomas.

Langkah Jonatan menjadi contoh evolusi sistem pembinaan olahraga nasional—di mana fleksibilitas, kemandirian, dan kolaborasi antara PBSI dan klub bisa berjalan beriringan untuk melahirkan juara dunia.

Topik Menarik