Hansi Flick Sebut Barcelona vs Inter sebagai Final Sebelum Final
BARCELONA, iNews.id – Pelatih Barcelona, Hansi Flick, menyebut duel leg pertama semifinal Liga Champions melawan Inter Milan sebagai “final sebelum final”. Meski sempat tertinggal dua kali, Blaugrana bangkit dan memaksakan hasil imbang 3-3 yang membuat asa ke final masih terbuka lebar.
Dalam laga penuh drama terjadi di Estadi Olímpic Lluis Companys, Kamis (1/5/2025) dini hari WIB. Inter sempat unggul dua kali. Marcus Thuram mencetak gol tercepat dalam sejarah semifinal Liga Champions hanya dalam 30 detik, memanfaatkan kesalahan pertahanan Barcelona.
Kemudian, Denzel Dumfries (21’) menggandakan keunggulan Inter dengan tendangan salto. Barcelona menyamakan skor lewat Lamine Yamal (24’), dan Ferran Torres (38’).
Di babak kedua, Inter kembali unggul lewat sundulan Dumfries (63’). Namun, Barcelona merespons cepat. Raphinha (65’) melepaskan tembakan keras yang membentur tiang dan masuk setelah mengenai kiper Yann Sommer, menyamakan skor menjadi 3-3.
Flick terlihat tenang dan optimistis. Ia memuji cara timnya bereaksi setelah start buruk dan mengapresiasi semangat juang yang ditunjukkan anak asuhnya.
“Kami tidak mengawali dengan baik, tetapi kami langsung bangkit. Babak kedua sangat spektakuler. Masih ada satu pertandingan lagi dan kami harus memenangkannya. Saya rasa pertandingan ini layak disebut sebagai final sebelum final!” ujar Flick sambil tersenyum saat memasuki ruang konferensi pers usai laga, dikutip dari UEFA.com.
Flick juga menyoroti keunggulan Inter dalam situasi bola mati, yang membuat Barcelona kebobolan dua kali melalui sundulan dan tendangan salto dari Denzel Dumfries. Namun, ia menekankan timnya akan tampil lebih baik di leg kedua.
“Kami tahu Inter adalah salah satu yang terbaik dalam bola mati di Eropa, dan mereka lebih tinggi dari kami. Namun, kami perlu bertahan lebih baik; kami perlu bermain lebih baik minggu depan,” tuturnya.
Pelatih asal Jerman itu menyinggung momen serupa saat Barcelona bangkit di semifinal Copa del Rey melawan Atletico Madrid. Ia yakin pengalaman dan determinasi tim bisa jadi pembeda.
“Kami berada dalam situasi yang sama saat melawan Atleti, dan kami mengalahkan mereka!”
Flick pun mengungkapkan ia tidak langsung memberi instruksi setelah laga. Ia memilih untuk memberi waktu kepada pemain merenung dan memproses emosi.
“Hari ini, setelah pertandingan, saya tidak mengatakan apa-apa kepada mereka. Terkadang lebih baik kita semua tidur dan kemudian berbicara,” dia menjelaskan.
Salah satu pemain yang mendapat pujian khusus dari Flick adalah Lamine Yamal, sang wonderkid berusia 17 tahun, yang mencetak gol dan menciptakan banyak peluang.
“Lamine sangat bagus untuk kami. Dia mencetak gol pertama dan menciptakan banyak peluang. Dalam pertandingan besar, kualitasnya terlihat jelas. Dia pemain yang fantastis dan menyenangkan memilikinya di tim ini.”
Mengenai leg kedua yang akan berlangsung di Giuseppe Meazza, Flick menyatakan bahwa Barcelona akan tampil dengan gaya bermain menyerang yang menjadi ciri khas mereka.
“Inter tidak bisa hanya bertahan. Ini adalah semifinal Liga Champions. Kami tahu apa yang bisa kami lakukan. Kami punya 90 menit minggu depan dan akan berjuang untuk mencapai final. Itulah tujuan kami.”










