Persis Solo Akan Berbagi Markas dengan PSS Sleman di Liga 1, Kenapa?
SOLO, iNews.id - Persis Solo akan berbagi markas dengan PSS Sleman di awal putaran Liga 1 2024-2025. Kedua tim akan menggunakan Stadion Manahan Solo sejak bergulirnya liga hingga Maret 2025.
Pada Rabu (14/8) pihak manajemen PSS dan Persis bersama Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi dan Ketua Panitia Pertandingan (Panpel) Ginda Ferachtriawan menggelar rapat koordinasi di Kantor Wali Kota Solo.
"Rencana kami akan berhomebase lagi di Stadion Manahan, Solo. Mungkin rencanakan sampai bulan Februari/Maret," ujar manager PSS Leonard Tupamahu.
Sepeti diketahui saat ini kandang tim berjuluk Super Elja itu yakni Stadion Maguwoharjo tengah dalam perbaikan. Kemungkinan PSS baru bisa mengelar pertandingan di kandangnya pada 5 atau 6 laga sisa.
"Kalau tidak salah sekitar 5 atau 6 pertandingan baru bisa dipakai," kata dia.
Leo mengatakan, pemilihan Stadion Manahan tidak terlepas dari jaraknya yang dekat dengan Kota Sleman. Selain itu, Stadion berkapasitas 25.000 ini juga dinilai ideal menampung suporter PSS yang berjumlah besar.
"Yang pasti jarak, lapangan sesuai standar representatif. Misal saya pemain, saya senang main di Solo. Lapangan nya bagus baik dan juga bisa dihadiri oleh suporter kita yang lumayan banyak. Ideal sih," ujarnya
"Tidak ada masalah. Sesuai dengan SOP kami. Soal istirahat gak ada pengaruh karena udah pas aja waktunya. H-1 pertandingan kita kalau ke Solo," kata dia.
Di sisi lain, Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menuturkan, pihaknya menyambut baik keinginan PSS Sleman menggunakan di Stadion Manahan sebagai homebase. Dia menyebut suporter PSS Sleman dinilai menunjukkan tren positif saat bermarkas di Solo musim lalu.
"Kemarin suporter Sleman yang tadinya ketangkap 40 orang (gara-gara minuman keras, turun) jadi 16 orang, yang terakhir 1 orang, berarti kan ada perbaikan. Bahwa Sleman periode 2023/2024 ada kejadian seperti itu dan ada evaluasi," kata Teguh.
Teguh mengatakan, Solo sebagai sport city harus ramah kepada semua tim dan cabang olahraga apapun. Kericuhan suporter juga harus dihindari.
Teguh juga meminta agar PSS Sleman dan suporternya menganggap Stadion Manahan Solo seperti rumah mereka sendiri dengan menjaga kondusivitas serta menaati aturan. Seperti diketahui, Indonesia masih terkena sanksi FIFA setelah Tragedi Kanjuruhan.
"Saya yakin kekhawatiran kita tidak boleh stagnan. Khawatir boleh tetapi Liga tetap harus jalan. Apapun dari risikonya ini bagian dari pembelajaran semua. Kalau sudah 3 laga jadi home kasusnya sama apalagi meningkat, diberhentikan saja," ujar Teguh.