Mantan Uskup Anglikan di Inggris Dikabarkan Berpindah ke Gereja Katolik Roma

Mantan Uskup Anglikan di Inggris Dikabarkan Berpindah ke Gereja Katolik Roma

Olahraga | BuddyKu | Kamis, 15 Juni 2023 - 06:18
share

LONDON, iNewsTTU.id - Seorang mantan Uskup Anglikan dari Wales akan diterima dalam komuni penuh dengan Gereja Katolik Roma bulan depan dan melayani sebagai imam di Ordinariat Anglikan, yang didirikan oleh Sri Paus Benediktus XVI pada tahun 2011.

Namanya Uskup Richard Pain, yang melayani sebagai uskup Anglikan di Monmouth, akan bergabung dengan Gereja Katolik pada hari Minggu, 2 Juli 2023, di St. Basil dan St. Gwladys di Rogerstone, Wales.

Dia adalah uskup Anglikan Welsh pertama yang masuk Katolik melalui Ordinariat Pribadi Our Lady of Walsingham.

Kami senang bahwa setelah banyak berdoa, Richard meminta untuk diterima ke dalam persekutuan penuh Gereja Katolik, ujar Monsinyur Keith Newton.

Dikatakan Keith, Richard akan menjadi uskup pertama dari Gereja Anglikan di Wales yang diterima menjadi ordinariat sejak pembentukannya pada tahun 2011 pasalnya Richard memiliki pelayanan yang panjang dan terhormat di Gereja di Wales.

Dia memiliki banyak karunia yang akan terus dia gunakan untuk mewartakan Injil Yesus Kristus kepada orang-orang Wales, katanya.

Ia menjelaskan, Ordinariat memiliki struktur yang mirip dengan keuskupan dan mengizinkan mantan imam dan uskup Anglikan untuk masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik sambil mempertahankan tradisi Anglikan tertentu.

Itu memiliki liturgi ekaristinya sendiri, yang berbeda dari liturgi standar Ritus Romawi, dan memasukkan unsur-unsur Kitab Doa Umum yang tidak bertentangan dengan doktrin Katolik.

Di AS dan Kanada, ordinariat dikenal sebagai The Personal Ordinariat of the Chair of Saint Peter dan menyambut para petobat Anglikan dan Metodis.

Melalui ordinariat, seorang imam atau uskup Anglikan dapat masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik dan melayani sebagai imam sekalipun ia menikah.

Pain menikahi istrinya, Juliet, lebih dari 40 tahun yang lalu, dan mereka memiliki dua putra. Perlu diketahui, imam atau Uskup di Gereja Anglikan dapat menikah sementara imam dan uskup Katolik Roma tidak menikah seumur hidupnya.

Dalam sebuah pernyataan, Richard Pain mengatakan bahwa pemahaman Benediktin tentang ketaatan dan mendengarkan Tuhan sangat penting dalam pembentukan pribadinya dan pertobatan terakhirnya ke iman Katolik.

Panggilan untuk pertobatan yang mengikutinya telah membuat saya menjadi seorang petobat ke Gereja Katolik melalui ordinariat. Saya harus banyak bersyukur atas pengalaman yang diperoleh seumur hidup sebagai seorang Anglikan, ungkapnya.

Namun, katanya, panggilan ke Katolik tampaknya alami dan spiritual pada saat yang sama. Memulai dari awal akan menjadi tantangan yang disambut baik dan dirinya datang seperti yang semua orang lakukan sebagai pelajar dan murid.

Ordinariat, melalui visi Paus Benediktus XVI, menyediakan jalan yang murah hati untuk berjalan di jalan peziarahan dan saya mohon doa Anda,

Pain lahir di London pada tahun 1956 dan ditahbiskan sebagai imam di Gereja Anglikan di Wales di Katedral Newport pada tahun 1986. Ia ditahbiskan sebagai uskup Monmouth pada tahun 2013 dan pensiun pada tahun 2019. Selama waktunya di Gereja Anglikan, ia membantu dalam penegasan dan pelatihan imam.

Setidaknya 15 uskup Anglikan telah masuk Katolik melalui ordinariat Anglikan sejak awal, termasuk empat uskup pada tahun 2021.

Sejarah Reformasi Gereja Anglikan

Pada tanggal 5 Januari 1531, Paus Klemens VII mengirimkan surat kepada Raja Henry VIII dari Inggris yang melarang dia untuk menikah lagi di bawah hukuman ekskomunikasi.

Henry VIII yang sedang mencari jalan keluar dari pernikahannya dengan istri pertamanya, Catherine dari Aragon, mengabaikan peringatan Paus.

Dia kemudian menikahi Anne Boleyn (dan empat istri berikutnya), yang menyebabkan ekskomunikasi dan salah satu perpecahan paling signifikan dalam sejarah kekristenan. Catherine adalah putri Ferdinand dan Isabella dari Spanyol dan bibi Kaisar Romawi Suci Charles V.

Tahun 1531, Henry memaklumkan dirinya Kepala Tertinggi Gereja Inggris. Cranmer, penasehat setia yang sudah diangkat menjadi Uskup Agung Caterburry (Uskup Utama di Inggris), diminta menerbitkan Declaratio Nullitatis atas perkawinan Henry VIII dengan Catherine, dan mengesahkan perkawinan diam-diamnya dengan Anney Boleyn yang lagi hamil tua (1533).

Paus Klemens VII menjawab dengan bulla ekskomunikasi (Juli 1534). Reaksi Inggris sama dengan pemutusan total hubungan dengan Roma: Parlemen menyetujui Undang-undang Superemasi (1534) yang mengakui raja sebagai satu-satunya Kepala Tertinggi Gereja Inggris.

Undang-undang ini mewajibkan kaum Klerus, ordo-ordo kebiaraan, pejabat negara, pegawai sipil, dosen, mengucapkan sumpah mendukung supremasi raja. Korban pun berjatuhan.

John Fisher, Uskup Rochester, dan Thomas More, mantan perdana menteri, menolak angkat sumpah. Mereka dipenjarakan lalu dihukum mati. Begitu pula sejumlah biarawan. Perlawanan ordo-ordo kebiaraan memberi alasan kepada raja mengambil alih milik mereka.

Sejak tahun 1536 Henry VIII menghapus keberadaan biara-biara, mengusir para rahib, memaksa mereka menikah, menyita tanah milik mereka dan menyerahkannya kepada kaum bangsawan. Dengan demikian kelas ningrat berhasil diambil hatinya untuk mendukung kebijakan raja.

Topik Menarik