PSSI Sebut Indonesia Langgar Kesepakatan FIFA Terkait Penolakan Timnas Israel
Jakarta - Jelang laga Piala Dunia U-20, sepak bola Indonesia justru memanas akibat mencuatnya aksi kontroversial yang dilakukan oleh beberapa elemen tanah air Indonesia. Kontroversi terjadi di Indonesia mengenai kehadiran Timnas Israel U-20 pada ajang Piala Dunia U-20 2023 yang akan diselenggarakan di Indonesia. Sejumlah elemen di Indonesia menolak kehadiran Israel, yang kemudian membuat PSSI, badan sepak bola Indonesia, menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar aturan FIFA.
PSSI menyatakan bahwa Indonesia telah sepakat dengan FIFA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan untuk menjaga semua peserta dengan baik, termasuk Israel. Namun, sejumlah Pemprov, seperti Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menolak kehadiran Timnas Israel U-20 sebagai peserta.
Arya Sinulingga, Anggota Exco PSSI, mengatakan dalam konferensi pers di GBK Arena pada Minggu (26/3/2023), bahwa menolak kehadiran Israel melanggar kesepakatan yang telah dibuat dengan FIFA. Sebagai tuan rumah, Indonesia telah mengajukan diri sejak tahun 2018 dan mematuhi semua ketentuan yang ditetapkan oleh FIFA.
"Melanggar aturannya karena kita yang mengajukan jadi tuan rumah, dan ada kesepakatan kita akan menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023 dan menjaga semua peserta dengan baik," kata Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, dalam konferensi pers terkait perkembangan Piala Dunia U-20 2023 di GBK Arena pada Minggu (26/3/2023).
Padahal, sebelumnya Indonesia tidak memiliki rencana untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Namun, pada saat pengajuan, Indonesia menyepakati semua persyaratan yang ditetapkan oleh FIFA.
"Ketika kita bilang tidak bisa ini dan itu berarti kan melanggar sendiri apa yang telah disepakati dengan FIFA," ujarnya. Adapun Indonesia telah mengajukan diri sebagai tuan rumah lima tahun lalu sejak 2018 dan memang sudah menyepakati semua ketentuan yang ditetapkan oleh FIFA.
Sementara itu, FIFA telah membatalkan pelaksanaan Drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali pada 31 Maret mendatang, setelah adanya penolakan dari beberapa pihak atas kehadiran Israel. FIFA sendiri mengharapkan adanya kerjasama dari semua pihak untuk menyukseskan penyelenggaraan ajang ini.
Sebagai sebuah organisasi sepak bola internasional, FIFA menganggap bahwa sepak bola dapat menjadi media untuk mempersatukan semua bangsa dan negara. FIFA juga berusaha untuk menjaga kesetaraan dalam segala hal, termasuk dalam ajang olahraga seperti Piala Dunia U-20 ini.
Kontroversi ini menunjukkan bahwa Indonesia masih membutuhkan upaya yang lebih besar untuk mempromosikan toleransi dan keberagaman dalam masyarakatnya. Sebagai sebuah negara yang beragam, Indonesia harus mampu menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah sebuah halangan, namun justru dapat menjadi kekuatan dalam membangun sebuah bangsa yang lebih baik.










