Sama-sama Penyakit Kognitif, Ini Perbedaan Delirium dan Demensia

Sama-sama Penyakit Kognitif, Ini Perbedaan Delirium dan Demensia

Olahraga | BuddyKu | Rabu, 22 Februari 2023 - 11:09
share

Delirium dan demensia adalah dua kondisi neurologis yang seringkali sulit dibedakan. Keduanya dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, daya ingat, penurunan kemampuan berkomunikasi, dan gangguan fungsi. Meskipun demikian, perbedaan delirium dan demensia tetap saja ada, dan mengetahui perbedaan kedua kondisi ini akan membantu dalam mengidentifikasi dan memberikan perawatan yang tepat.

Apa itu Delirium

Delirium adalah kondisi medis yang terjadi ketika otak mengalami kerusakan akut. Kondisi ini sering terjadi pada orang yang sakit parah atau menjalani operasi besar, serta orang yang mengalami dehidrasi atau kurang tidur. Delirium juga dapat terjadi sebagai efek samping dari obat atau alkohol. Kondisi ini seringkali memburuk secara tiba-tiba dan dapat terjadi dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari.

Ciri khas dari delirium adalah perubahan tajam pada tingkat kesadaran. Orang yang mengalami delirium seringkali bingung, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi. Mereka mungkin juga melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi) atau menjadi paranoid. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur berlebihan.

Apa itu Demensia

Di sisi lain, demensia adalah kondisi kronis yang terjadi ketika otak mengalami kerusakan secara bertahap. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, berbicara, dan berperilaku dengan normal. Demensia lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, meskipun tidak semua orang yang tua akan mengalami demensia.

Ciri dari demensia adalah penurunan kemampuan berpikir secara bertahap dan terus-menerus. Orang yang mengalami demensia mungkin kesulitan mengingat nama atau wajah seseorang, mengikuti percakapan, atau melakukan tugas sehari-hari. Mereka juga dapat mengalami perubahan emosi yang tiba-tiba, seperti menjadi lebih cemas, marah, atau terisolasi.

Perbedaan Delirium dan Demensia

Perbedaan delirium dan demensia adalah penyebab dan onset (waktu munculnya). Delirium terjadi secara akut, biasanya dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari, dan biasanya terkait dengan kondisi medis akut atau pengaruh obat tertentu. Sementara itu, demensia terjadi secara bertahap, dalam waktu beberapa bulan hingga bertahun-tahun, dan disebabkan oleh kerusakan otak yang terjadi secara alami atau penyakit tertentu seperti Alzheimer.

Delirium juga dapat mempengaruhi tingkat kesadaran dengan cepat dan dapat menyebabkan halusinasi dan kebingungan, sedangkan demensia biasanya mempengaruhi daya ingat dan kemampuan berpikir secara bertahap dan terus-menerus. Orang yang mengalami delirium mungkin mengalami perubahan mood atau perilaku yang tajam dan berubah-ubah, sementara pada demensia perubahan lebih bersifat lambat dan bertahap.

Ketika seseorang mengalami delirium, mereka cenderung kebingungan dan sulit fokus. Mereka mungkin memperhatikan hal-hal yang tidak relevan atau terdistraksi oleh suara dan visual yang tidak ada. Sementara itu, pada demensia, mereka seringkali merasa tidak yakin tentang memori mereka sendiri atau apa yang mereka pikirkan.

Selain itu, delirium biasanya terkait dengan kondisi medis akut, sedangkan demensia terkait dengan proses penyakit yang lebih kronis. Delirium dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, keracunan, atau dehidrasi, sedangkan demensia seringkali disebabkan oleh penyakit Alzheimer, Parkinson, atau vaskular.

Bagaimana Mengatasi Delirium dan Demensia

Perawatan untuk delirium dan demensia berbeda tergantung pada kondisi dan penyebabnya. Pengobatan delirium biasanya melibatkan menangani penyebabnya, seperti mengobati infeksi atau dehidrasi, menghindari obat yang memicu delirium, dan mempertahankan tingkat cairan yang tepat.

Sementara itu, pengobatan untuk demensia biasanya fokus pada memperlambat kemajuan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. Ada beberapa jenis obat yang dapat membantu memperlambat proses penurunan kemampuan kognitif pada demensia, seperti inhibitor kolinesterase dan memantine. Selain itu, pengobatan juga dapat melibatkan terapi fisik dan terapi okupasi.

Topik Menarik