Kisah Aditya, Jebolan Diklat Persib Bandung yang Kehilangan Satu Kakinya
KISAH Aditya, jebolan diklat Persib yang kehilangan satu kakinya , akan dibahas Okezone . Pemain dengan nama lengkap Aditya Permana ini, memiliki kisah inspiratif dari perjuangannya bangkit dari keterpurukan.
Aditya menceritakan secara gamblang kronologi yang membuat kaki kanannya harus diamputasi. Kisah tersebut bermula saat Aditya tengah membela kampusnya dalam laga uji coba pada 2017 silam. Ia mengalami cedera patah tulang setelah berbenturan keras dengan kiper lawan.

"Insidennya di kampus, di lapangan bola. Baru main 11 menit, kena benturan sama kiper lawan. Saya mengalami cedera patah tulang. Tapi saya kan enggak tahu apa-apa. Jadi cuman bisa minta saran pengobatan yang bagus ke teman-teman," ungkap Aditya
Aditya tidak dilarikan ke rumah sakit. Teman-teman Aditya justru memboyongnya ke salah satu pengobatan alternatif yang disebutnya dengan istilah "ahli patah tulang". Di tempat itu, ia sempat diobati dengan cara dipijat-pijat oleh sang ahli.
Namun, ada perasaan curiga ketika Aditya diperbolehkan pulang ke rumah. Padahal, cederanya kala itu sangat parah.
"Harusnya kalau emang benar patah tulang langsung dirawat di situ. Tapi, saya langsung disuruh pulang. Di perjalanan kaki saya ke goyang-goyang lagi. Dari situ tulang-tulang yang patah ternyata merusak jaringan-jaringan di kaki saya," kata Aditya.
Benar saja, kaki Aditya tidak kunjung sembuh meski telah meminum berbagai obat hingga jamu yang dianjurkan oleh keluarga dan sang ahli tulang.
"Saya dibawa lagi ke rumah sakit Halmahera Siaga, dan dokter bilang saya harus dioperasi dua kali kalau mau sembuh. Dan biaya operasinya sangat mahal kurang lebih Rp80 juta. Keluarga saya tidak sanggup, akhirnya saya dibawa pulang dan kembali menjalani pengobatan alternatif di Cimande," ungkap pria yang sangat mengidolakan Lionel Messi tersebut.
Di tempat ini, Aditya ditangani oleh seorang ahli pengobatan alternatif hasil rekomendasi ayah kandungnya sendiri. Sayang, cederanya justru makin parah.

"Hari pertama di sana langsung diobatin. Tapi, keesokan harinya, tiba-tiba kaki saya hancur. Dagingnya jadi kayak bubur, ngelupas dari tulang. Jadi hanya tersisa tulang saja di area betis sampai mata kaki," ujar Aditya.
Ia pun kembali diboyong ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Setelah diperiksa, tulang di kaki kanannya sudah tidak aktif lagi sehingga pihak dokter tidak berani melakukan tindakan selain amputasi.
"Jalan terakhir harus diamputasi, dari situ saya belum siap. Pulang dulu ke rumah. Ngehabisin waktu sekitar setahun. Selama itu pula saya hanya rebahan di kamar sembari meminta petunjuk kepada Allah SWT. Saya sampai salat istikharah. Dari situ, hati kecil saya seolah setuju kaki saya harus diamputasi," ungkap pemain Timnas Amputasi Indonesia itu.










