Kisah Kelam Sepak Bola Indonesia Kena Sanksi FIFA

Kisah Kelam Sepak Bola Indonesia Kena Sanksi FIFA

Olahraga | BuddyKu | Selasa, 16 Agustus 2022 - 13:34
share

JAKARTA Sepak bola Indonesia pernah berada di titik terendah ketika dijatuhi sanksi oleh FIFA. Keputusan itu sempat membuat kegiatan sepak bola di Tanah Air menjadi sangat terbatas.

FIFA menjatuhkan sanksi untuk Indonesia pada tujuh tahun lalu, tepatnya 30 Mei 2015. Sanksi yang diberikan FIFA untuk Indonesia mencakup tiga poin. Pertama, FIFA mencabut keanggotaan PSSI.

Kedua, FIFA melarang Timnas Indonesia ataupun klub Tanah Air untuk mengikuti kompetisi internasional di bawah naungan FIFA dan AFC. Ketiga, anggota dan ofisial PSSI tidak bisa mengikuti program pengembangan, latihan, maupun kursus dari FIFA dan AFC selama sanksi tersebut masih berlaku.

Adapun sanksi itu dijatuhkan oleh FIFA karena adanya intervensi pemerintah di sepak bola Tanah Air. Saat itu, Kemenpora membekukan PSSI pada 17 April 2015 karena tidak mematuhi imbauan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tentang gelaran Liga Indonesia 2015.

BOPI ingin PSSI menindak Arema Cronus dan Persebaya Surabaya yang memiliki kepengurusan ganda. BOPI menilai kedua tim itu tidak layak mengikuti Liga Indonesia 2015. Namun, imbauan itu tidak digubris oleh PSSI.

PSSI pun dibekukan oleh Kemenpora. Keputusan itu membuat situasi semakin kacau. Intervensi pemerintah itu yang membuat FIFA akhirnya menjatuhkan sanksi untuk Indonesia.

Adapun Liga Indonesia 2015 sempat berjalan selama dua pekan. Kemudian, kompetisi sepak bola Tanah Air ditunda pada 12 April hingga akhirnya dibubarkan.

Selama Indonesia mendapat sanksi FIFA, tidak ada kompetisi resmi yang bergulir di Tanah Air. Hanya ada turnamen tidak resmi bernama Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman saja untuk mengisi kekosongan kompetisi.

Kemenpora lalu mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI pada 10 Mei 2016. Keputusan itu diikuti FIFA dengan mencabut sanksi untuk Indonesia dan kembali mengakui keanggotaan PSSI. Adapun situasi seperti itu diharapkan tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Topik Menarik