Cerita Menyentuh Pendekatan Bima Sakti di Ruang Ganti Timnas Indonesia U-16

Cerita Menyentuh Pendekatan Bima Sakti di Ruang Ganti Timnas Indonesia U-16

Olahraga | fornews.co | Senin, 8 Agustus 2022 - 14:45
share

SLEMAN, fornews.co Tak mudah bagi seorang pelatih untuk meramu kekuatan di Tim Nasional (Timnas) Indonesia, terlebih pada pemain remaja U-16.

Butuh sentuhan tangan dingin dan kesabaran yang tinggi bagi sosok pelatih yang didaulat menakhodai Timnas Indonesia U-16. Nah, amanah yang diberikan PSSI kepada Bima Sakti, sepertinya adalah pilihan yang tepat.

Bima sendiri merupakan legenda hidup Timnas Indonesia yang menjadi panutan bagi pemain seangkatannya, dan menjadi teladan bagi para junior-juniornya.

Kali ini, tugas Bima Sakti harus membawa timnya untuk menjadi juara di Piala AFF U-16 2022 di Sleman, Yogyakarta. Bima bersama tim pelatih, Firmansyah, Indriarto Nugroho, Markus Horizon dan Gilang Ramadhan, telah melewati fase Grup A sebagai juara grup.

Tinggal dua pertandingan semifinal dan final yang harus dikawal Bima Sakti dan tim, untuk mewujudkan dahaga gelar Timnas dan kado terindah HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun ini.

Mengalahkan Vietnam di partai terakhir Grup A Piala AFF U-16 2022, seolah menjadi angin segar bagi publik sepakbola Tanah Air. Semua berharap Garuda Muda bisa mempersembahkan tropi bagi mereka.

Lantas, seperti apa Bima Sakti dan tim pelatih meramu tim muda yang berisi remaja labil ini.

Tim pelatih dan ofisial sudah mengedukasi mereka, memberi ilmu dan memosisikan diri kami sebagai orang tua, kakak, atau teman bagi mereka. Bukan hanya ilmu bola saja, tapi di luar lapangan itu sangat penting agar mereka bisa belajar, kata Bima, seperti dikutip dari laman resmi PSSI.

Bima menerangkan, tim pelatih juga mengajarkan semua peraturuan-peraturan yang berlaku dalam tim yang dipegangnya. Mulai dari pembatasan penggunaan telpon seluler (ponsel), hingga menjaga disiplin pemain dengan ibadah bersama-sama.

Bagi untuk yang nonmuslim, setiap hari minggu kami memberi kesempatan ke gereja, kami siapkan kendaraan. Contoh, untuk Krisna (I Komang Ananta Krisna Putra) setiap minggu kita antar ke Pura. Terpenting itu ibadah mereka. Kami meminta pemain untuk jangan cepat puas, jangan sombong, terang dia.

Pola dan gaya yang dibuat mantan kapten Timnas Indonesia era 90an ini, masih diingat mantan anak asuhnya di Timnas sebelumnya, yakni Marselino Ferdinan.

Bima menuturkan, tiba-tiba kemarin Marselino mengirimkan pesan via Whatsapp, mengucapkan selamat atas kemenangan pada pertandingan melawan Filipina.

Nah momen ini saya ceritakan itu ke mereka (pemainnya saat ini). Itu jadi contoh, mudah-mudahan ada Marselino-marselino lain yang bisa teruskan tradisi seperti itu dari tim ini, tutur dia.

Cerita lainnya, urai Bima, dua tradisi terakhir di tim ini membawa jersey Alfin Lestaluhu dan menempatkan foto-foto orang tua pemain di ruang ganti. Karena, hampir tiga tahun Alfin meninggalkan kita semua, banyak kenangan dengannya.

Satu yang paling dikenang Bima, ketika Alfin dengan berani menghampirinya dan berkata untuk mengambil tendangan penalti saat menghadapi Vietnam di Chonburi, Thailand. Meski gagal mengeksekusinya,begitu tidak gol Alfin langsung datang ke Bima dan minta maaf.

Saya bilang tidak usah, kamu hebat. Saya salut dengan keberaniannya, anak umur segitu punya mental dan keberanian yang saya sulit bisa katakan dengan kata-kata, kenang Bima.

Cerita itu dilanjutkan Bima dan tim pelatih kepada semua pemain yang turun di pentas Piala AFF U-16 2022 ini. Melihat mental dan emosi anak-anak yang masih labil, serta kadang suka mengingat orang tua mereka. Maka Bima dan tim pelatih serta ofisial, sepakat untuk menaruh foto-foto orang tua para pemain di ruang ganti pemain.

Agar mereka bisa terus mengingat kedua orang yang telah melahirkan dan membesarkan mereka selama ini, serta berdoa untuk kedua orang tuanya, tandas dia.

Topik Menarik