Demi Emas SEA Games, Timnas Indonesia Tak Boleh Terpeleset Lagi

Demi Emas SEA Games, Timnas Indonesia Tak Boleh Terpeleset Lagi

Olahraga | jawapos | Sabtu, 7 Mei 2022 - 11:11
share

Ketua umum PSSI maupun Menpora sudah menegaskan tak ada target lain bagi Garuda Muda selain merebut emas SEA Games. Tapi, kecuali Vietnam, pelatih Shin Tae-yong malah mengaku tak tahu banyak kekuatan para calon lawan.

JawaPos.com Pukulan telak dilesakkan Vietnam pada Jumat (6/5) malam. Indonesia terhuyung-huyung, tapi jelas tidak menyerah dalam perjuangan mengakhiri dahaga emas SEA Games.

Kekalahan 0-3 tadi malam dari tim tuan rumah sekaligus juara bertahan itu terjadi di laga pertama. Artinya, masih banyak waktu di duel-duel berikutnya untuk berbenah, bangkit, dan lolos ke babak selanjutnya.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Menpora Zainudin Amali juga sudah mengultimatum agar tim nasional (timnas) bisa merengkuh medali emas di keikutsertaannya kali ini. Di SEA Games kali ini, hanya cabang olahraga yang berpotensi medali emas yang diberangkatkan.

Lantas, bagaimana antisipasi Garuda Muda soal rival-rival mereka? Kecuali Vietnam, pelatih Indonesia Shin Tae-yong mengaku tidak tahu banyak kekuatan tim-tim lain. Tapi, dia akan terus meraba dan mempelajari lebih dalam.

Setelah meladeni Vietnam, di lanjutan penyisihan grup A, Indonesia bakal berhadapan dengan Timor Leste (10/5), Filipina (13/5), dan Myanmar (15/5). Informasi permainan ketiganya belum diketahui secara detail. Karena itu, STY bakal mengamati betul bagaimana gaya main mereka saat ketiganya turun bertanding.

Jumat (6/5) Filipina U-23 berhasil mencukur Timor Leste U-23 dengan skor 4-0 di laga perdana grup A melalui gol Christian Mangaron Rontini (10), Dennis Chung (56), Jovin Hervas (78), dan Oskari Orevillo (81). Rekaman pertandingan dua negara tersebut jadi bekal sangat berharga karena menjadi dua lawan terdekat Garuda Muda pasca menghadapi Vietnam.

Setelah kalah pada Jumat (6/5) malam, tak ada opsi lain bagi Fachrudin Aryanto dkk selain memenangi ketiga laga sisa. Indonesia sudah tidak punya kemewahan untuk terpeleset.

Adapun grup B diisi Thailand, Malaysia, Singapura, Kamboja, serta Laos. Thailand, peraih emas sepak bola SEA Games terbanyak, tentu saja bakal menjadi tim yang bakal menyulitkan siapa pun lawan yang dihadapi. Tak terkecuali bagi Garuda Muda andai kedua tim bertemu di semifinal ataupun di partai final.

Menyusul kekalahan tadi malam, peluang terbaik Indonesia untuk lolos memang sebagai runner-up grup. Sedangkan Thailand, di atas kertas, berpeluang besar menjuarai grup B. Jika benar terjadi demikian, duel melawan skuad Gajah Perang di semifinal tak akan terhindarkan.

Thailand mengoleksi 16 emas SEA Games. Mental juara Thailand sudah begitu teruji di turnamen kelompok umur hingga senior. Karena itulah Thailand dijuluki The King of ASEAN.

Pelatih Thailand Alexander Polking yang berhasil mengantarkan timnya menjuarai Piala AFF 2020 sangat percaya diri pasukannya bisa mendulang emas. Saya percaya rekor fantastis kami (di SEA Games) akan jadi tumpuan penting yang membantu kami menaklukkan puncak tertinggi di Vietnam tahun ini, katanya dalam jumpa pers jelang laga melawan Malaysia kemarin.

Thailand diperkuat tiga pemain senior di SEA Games kali ini: kiper Kawin Thammasatchanan serta dua gelandang, Weerathep Pomphan dan Worachit Kanitsribampen. Juga ada pemain yang berkarier di luar negeri seperti Jonathan Khemdee (Obi Odense, Denmark), Benjamin Davis (Oxford United, Inggris), dan Chayapat Supunpasuch (Estoril Praia, Portugal). Serta ada dua pemain anyar berdarah Thailand-Swedia: William Weidersjo dan Patrik Gustavsson.

Tapi, Thailand tidak bisa memanggil pemain terbaik Piala AFF 2020 Chanatip Songkrasin lantaran klubnya, Kawasaki Frontale, tidak memberikan izin karena SEA Games bukan agenda resmi FIFA. Kejadian ini mirip yang dialami Pratama Arhan yang juga tidak dilepas Tokyo Verdy.

Lalu, bagaimana dengan Malaysia yang notabene sebagai tim tersukses kedua di SEA Games dengan koleksi enam medali emas? Pada edisi kali ini, Harimau Malaya U-23 bukanlah unggulan karena tak menyertakan tiga pemain senior yang dimaksudkan agar tim siap di Piala Asia U-23 2022. Meski demikian, Muhamad Umar Hakeem, salah seorang penggawa Malaysia, tetap optimistis timnya mampu mengejutkan.

Kami akan memberikan lebih dari apa yang lawan berikan, kata pemain Johor Darul Tazim itu.

DI MANA MEREKA SEKARANG?

Pembentukan skuad SEA Games 1991 diwarnai mundurnya sejumlah bintang sepak bola Indonesia, baik karena cedera, tetapi terutama karena tak tahan dengan metode latihan keras ala Anatoli Polosin. Tim yang dimanajeri I.G.K. Manila itu sukses merebut emas, capaian yang sampai tiga dekade kemudian belum berhasil diulangi Indonesia. Kini ke-18 personel skuad masih berkecimpung di sepak bola dalam berbagai kapasitas.

KIPER
EDDY HARTO
Tampil heroik di semifinal dan final. Terakhir menjadi pelatih kiper Persis Solo.

ERICK IBRAHIM
Pelapis Eddy Harto. Musim lalu melatih kiper Dewa United.

BELAKANG
SALAHUDIN
Bek kanan yang lama berkarier di Barito Putera dan musim lalu balik lagi melatih di sana.

HERRY SETYAWAN
Penjaga sektor kanan pertahanan. Terakhir menangani klub Liga 2 PSGC Ciamis.

FERRYL RAYMOND HATTU
Libero, kapten. Ferryl bekerja di salah satu BUMN dan menjadi pengamat sepak bola.

ROBBY DARWIS
Libero, stoper. Musim lalu menukangi PSKC Cimahi.

TOYO HARYONO
Stoper berkarakter tanpa kompromi. Mendirikan SSB dengan namanya di kawasan Halim, Jakarta Timur.

SUDIRMAN
Bersama Robby Darwis dan Toyo Haryono bergantian mengisi dua slot stoper dalam sistem 3-5-2. Musim lalu melatih Persija Jakarta.

AJI SANTOSO
Salah seorang bek kiri terbaik Indonesia sepanjang masa. Menangani Persebaya, musim lalu terpilih menjadi pelatih terbaik di Liga 1.

TENGAH
KAS HARTADI
Winger cepat dan skillful di sisi kanan. Musim lalu mengantar Dewa United promosi ke Liga 1.

HERIANSYAH
Eks gelandang pertarung itu kini menjadi pelatih/instruktur kepelatihan.

MAMAN SURYAMAN
Pengatur serangan. Terakhir melatih PCB Persipasi Kota Bekasi.

YUSUF EKODONO
Yusuf adalah trequartista, istilah yang belum populer saat itu. Sempat melatih. Kini dua anaknya berkiprah di Liga 1.

HANAFING
Sayap kiri dengan lari cepat, crossing akurat, dan tembakan keras. Kini menjadi instruktur pelatih.

DEPAN
WIDODO C. PUTRO
Pengumpan sekaligus penyelesai yang prima. Dikenal dengan gaya sepak bola menyerang. Musim lalu dia melatih Persita Tangerang.

ROCHY PUTIRAY
Sempat dijuluki The Running Man karena kecepatan larinya. Dia salah satu suara kritis di persepakbolaan Indonesia belakangan.

PERI SANDRIA
Jagoan kotak penalti yang kuat berduel. Musim lalu menjadi asisten pelatih Persitara Jakarta Utara.

BAMBANG NURDIANSYAH
Salah seorang pemain paling senior di tim. Sempat menangani RANS Cilegon sebelum menjadi pelatih akademi klub sultan itu.

Topik Menarik