Sejarah Piala Thomas dan Uber, Turnamen Bergengsi Pencetak Bintang Bulu Tangkis Kelas Dunia
JAKARTA, iNews.id - Piala Thomas dan Uber merupakan ajang bulu tangkis bergengsi kelas dunia. Sejarahnya yang panjang turut melibatkan putra-putri terbaik Indonesia.
Thomas Cup atau Piala Thomas adalah turnamen yang mempertemukan tim bulu tangkis putra terbaik di dunia. Sedangkan Uber Cup atau Piala Uber diperuntukkan khusus bagi tim bulu tangkis putri terbaik di dunia. Lalu bagaimana sejarah kedua turnamen ini?
Nama Thomas Cup diambil dari nama pemain legendaris bulu tangkis serta Ketua IBF (International Badminton Federation) pertama asal Inggris, Sir George Alan Thomas. Dia mengusulkan kejuaraan regu putra pada 1939, lima tahun setelah IBF didirikan.
Namun, usulan tersebut gagal karena pecahnya Perang Dunia II. Untungnya, usul tersebut tak hilang begitu saja. Pada 1946, rapat dewan merencanakan menggelar kejuaran tersebut pada 1948-1949.
Piala Thomas pertama kali digelar di Preston, Lancashire, Inggris. Awalnya Piala Thomas ini dilakukan dengan format best of nine, terdiri dari lima partai tunggal serta empat partai ganda.
Saat itu, kepesertaan dibagi dalam empat zona, yaitu Pan Amerika, Asia, Australia, serta Eropa. Kejuaraan ini awalnya dilaksanakan tiga tahun sekali. Pada final pertama Thomas Cup, Malaysia menjadi negara pertama yang memboyong Piala Thomas usai mengalahkan Denmark dengan skor 8-1.
Sementara Uber Cup, namanya berasal dari nama pebulu tangkis legendaris asal Inggris, Betty Uber. Awalnya, Piala Uber dilangsungkan setiap tiga tahun sekali. Kala itu, Piala Uber digelar dengan mempertandingkan tiga partai tunggal dan empat partai ganda.
Piala Uber pertama kali diselenggarakan pada 1957 dengan Amerika Serikat sebagai juaranya. Ketika itu, AS mengalahkan Denmark dalam pertandingan di Lancashire, Inggris. Pada 1984, terjadi perubahan format Piala Uber. Jumlah pertandingan dikurangi sehingga hanya mempertandingkan tiga partai tunggal dan dua partai ganda. Format ini pun bertahan sampai saat ini.
Pada 1984, Kejuaraan Thomas dan Uber akhirnya dijadikan satu. Sejak itu pula, Thomas dan Uber Cup diadakan bersamaan setiap dua tahun sekali.
Keikutsertaan Indonesia dalam Piala Thomas dan Uber
Tim putra Indonesia berhasil meraih gelar juara untuk ke-14 kalinya pada ajang Piala Thomas 2020, Minggu 17 Oktober 2021, di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Di babak final, Jonatan Christie dan kawan-kawan mengalahkan China dengan skor 3-0.
Indonesia sendiri menanti 19 tahun untuk memenangi gelar ke-14 tersebut. Pasalnya, Indonesia terakhir kali meraih Piala Thomas pada 2002.
Sekadar informasi, Indonesia pertama kali meraih gelar Piala Thomas pada 1958 di Singapura. Saat itu, Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 6-3.
Hegemoni Indonesia pada Piala Thomas tidak terbantahkan. Indonesia menjadi negara peraih gelar terbanyak yakni 14 kali. China menyusul di tempat kedua dengan 10 kali, lalu Malaysia dengan lima kali juara.
Adapun 14 gelar itu diraih Indonesia pada 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, dan 2020. Khusus pada 2020, turnamen itu diselenggarakan pada Oktober 2021 karena pandemi Covid-19.
Sayangnya, prestasi itu tidak diikuti oleh tim putri. Pasalnya, Indonesia baru tiga kali juara Piala Uber yakni pada 1975, 1994, dan 1996. China sendiri menjadi negara tersukses dengan 15 gelar, diikuti Jepang dengan enam titel.
Piala Thomas 1994 menjadi catatan manis bagi Indonesia. Pasalnya, tim bulu tangkis Indonesia untuk pertama kalinya berhasil mengawinkan Piala Thomas dan Piala Uber. Hal ini menjadi momen tak terlupakan, apalagi turnamen berlangsung di kandang sendiri yakni Istora Senayan.
Di final Piala Thomas 1994, Hariyanto Arbi, Rudy Gunawan/Bambang Suprianto, dan Ardy B. Wiranata sukses mengalahkan Malaysia 3-0. Sementara di final Piala Uber 1994, tim putri harus bekerja keras memadamkan perlawanan China.
Mia Audina yang bertanding di partai tunggal terakhir menjadi penentu kemenangan Indonesia. Atlet muda berusia 14 tahun itu harus bertanding tiga set sebelum akhirnya sukses mengandaskan Zhang Ning.
Tim putra dan putri Indonesia kemudian kembali mengawinkan trofi tersebut pada 1996 di Hong Kong. Praktis itu adalah kali terakhir Indonesia bisa mengawinkan gelar, sekaligus Piala Uber.
Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa:
Piala Thomas
1949: Malaysia
1952: Malaysia
1955: Malaysia
1958: Indonesia
1961: Indonesia
1964: Indonesia
1967: Malaysia
1970: Indonesia
1973: Indonesia
1976: Indonesia
1979: Indonesia
1982: China
1984: Indonesia
1986: China
1988: China
1990: China
1992: Malaysia
1994: Indonesia
1996: Indonesia
1998: Indonesia
2000: Indonesia
2002: Indonesia
2004: China
2006: China
2008: China
2010: China
2012: China
2014: Jepang
2016: Denmark
2018: China
2020: Indonesia
Piala Uber
1957: Amerika Serikat
1960: Amerika Serikat
1963: Amerika Serikat
1966: Jepang
1969: Jepang
1972: Jepang
1975: Indonesia
1978: Jepang
1981: Jepang
1984: China
1986: China
1988: China
1990: China
1992: China
1994: Indonesia
1996: Indonesia
1998: China
2000: China
2002: China
2004: China
2006: China
2008: China
2010: Korea Selatan
2012: China
2014: China
2016: China
2018: Jepang
2020: China
Baca pembahasan mengenai Jelang SEA Games dan Piala Thomas-Uber selengkapnya di Sportstars.id melalui link berikut https://www.sportstars.id/tag/event-olahraga.