Sejarah Piala Thomas dan Uber, Turnamen Bergengsi Pencetak Bintang Bulu Tangkis Kelas Dunia

Sejarah Piala Thomas dan Uber, Turnamen Bergengsi Pencetak Bintang Bulu Tangkis Kelas Dunia

Olahraga | inewsid | Kamis, 28 April 2022 - 00:38
share

JAKARTA, iNews.id - Piala Thomas dan Uber merupakan ajang bulu tangkis bergengsi kelas dunia. Sejarahnya yang panjang turut melibatkan putra-putri terbaik Indonesia.

Thomas Cup atau Piala Thomas adalah turnamen yang mempertemukan tim bulu tangkis putra terbaik di dunia. Sedangkan Uber Cup atau Piala Uber diperuntukkan khusus bagi tim bulu tangkis putri terbaik di dunia. Lalu bagaimana sejarah kedua turnamen ini?

Nama Thomas Cup diambil dari nama pemain legendaris bulu tangkis serta Ketua IBF (International Badminton Federation) pertama asal Inggris, Sir George Alan Thomas. Dia mengusulkan kejuaraan regu putra pada 1939, lima tahun setelah IBF didirikan.

Namun, usulan tersebut gagal karena pecahnya Perang Dunia II. Untungnya, usul tersebut tak hilang begitu saja. Pada 1946, rapat dewan merencanakan menggelar kejuaran tersebut pada 1948-1949.

Piala Thomas pertama kali digelar di Preston, Lancashire, Inggris. Awalnya Piala Thomas ini dilakukan dengan format best of nine, terdiri dari lima partai tunggal serta empat partai ganda.

Saat itu, kepesertaan dibagi dalam empat zona, yaitu Pan Amerika, Asia, Australia, serta Eropa. Kejuaraan ini awalnya dilaksanakan tiga tahun sekali. Pada final pertama Thomas Cup, Malaysia menjadi negara pertama yang memboyong Piala Thomas usai mengalahkan Denmark dengan skor 8-1.

Sementara Uber Cup, namanya berasal dari nama pebulu tangkis legendaris asal Inggris, Betty Uber. Awalnya, Piala Uber dilangsungkan setiap tiga tahun sekali. Kala itu, Piala Uber digelar dengan mempertandingkan tiga partai tunggal dan empat partai ganda.

Piala Uber pertama kali diselenggarakan pada 1957 dengan Amerika Serikat sebagai juaranya. Ketika itu, AS mengalahkan Denmark dalam pertandingan di Lancashire, Inggris. Pada 1984, terjadi perubahan format Piala Uber. Jumlah pertandingan dikurangi sehingga hanya mempertandingkan tiga partai tunggal dan dua partai ganda. Format ini pun bertahan sampai saat ini.

Pada 1984, Kejuaraan Thomas dan Uber akhirnya dijadikan satu. Sejak itu pula, Thomas dan Uber Cup diadakan bersamaan setiap dua tahun sekali.

Keikutsertaan Indonesia dalam Piala Thomas dan Uber

Tim putra Indonesia berhasil meraih gelar juara untuk ke-14 kalinya pada ajang Piala Thomas 2020, Minggu 17 Oktober 2021, di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Di babak final, Jonatan Christie dan kawan-kawan mengalahkan China dengan skor 3-0.

Indonesia sendiri menanti 19 tahun untuk memenangi gelar ke-14 tersebut. Pasalnya, Indonesia terakhir kali meraih Piala Thomas pada 2002.

Sekadar informasi, Indonesia pertama kali meraih gelar Piala Thomas pada 1958 di Singapura. Saat itu, Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 6-3.

Hegemoni Indonesia pada Piala Thomas tidak terbantahkan. Indonesia menjadi negara peraih gelar terbanyak yakni 14 kali. China menyusul di tempat kedua dengan 10 kali, lalu Malaysia dengan lima kali juara.

Adapun 14 gelar itu diraih Indonesia pada 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, dan 2020. Khusus pada 2020, turnamen itu diselenggarakan pada Oktober 2021 karena pandemi Covid-19.

Sayangnya, prestasi itu tidak diikuti oleh tim putri. Pasalnya, Indonesia baru tiga kali juara Piala Uber yakni pada 1975, 1994, dan 1996. China sendiri menjadi negara tersukses dengan 15 gelar, diikuti Jepang dengan enam titel.

Piala Thomas 1994 menjadi catatan manis bagi Indonesia. Pasalnya, tim bulu tangkis Indonesia untuk pertama kalinya berhasil mengawinkan Piala Thomas dan Piala Uber. Hal ini menjadi momen tak terlupakan, apalagi turnamen berlangsung di kandang sendiri yakni Istora Senayan.

Di final Piala Thomas 1994, Hariyanto Arbi, Rudy Gunawan/Bambang Suprianto, dan Ardy B. Wiranata sukses mengalahkan Malaysia 3-0. Sementara di final Piala Uber 1994, tim putri harus bekerja keras memadamkan perlawanan China.

Mia Audina yang bertanding di partai tunggal terakhir menjadi penentu kemenangan Indonesia. Atlet muda berusia 14 tahun itu harus bertanding tiga set sebelum akhirnya sukses mengandaskan Zhang Ning.

Tim putra dan putri Indonesia kemudian kembali mengawinkan trofi tersebut pada 1996 di Hong Kong. Praktis itu adalah kali terakhir Indonesia bisa mengawinkan gelar, sekaligus Piala Uber.

Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa:

Piala Thomas

1949: Malaysia

1952: Malaysia

1955: Malaysia

1958: Indonesia

1961: Indonesia

1964: Indonesia

1967: Malaysia

1970: Indonesia

1973: Indonesia

1976: Indonesia

1979: Indonesia

1982: China

1984: Indonesia

1986: China

1988: China

1990: China

1992: Malaysia

1994: Indonesia

1996: Indonesia

1998: Indonesia

2000: Indonesia

2002: Indonesia

2004: China

2006: China

2008: China

2010: China

2012: China

2014: Jepang

2016: Denmark

2018: China

2020: Indonesia

Piala Uber

1957: Amerika Serikat

1960: Amerika Serikat

1963: Amerika Serikat

1966: Jepang

1969: Jepang

1972: Jepang

1975: Indonesia

1978: Jepang

1981: Jepang

1984: China

1986: China

1988: China

1990: China

1992: China

1994: Indonesia

1996: Indonesia

1998: China

2000: China

2002: China

2004: China

2006: China

2008: China

2010: Korea Selatan

2012: China

2014: China

2016: China

2018: Jepang

2020: China

Baca pembahasan mengenai Jelang SEA Games dan Piala Thomas-Uber selengkapnya di Sportstars.id melalui link berikut https://www.sportstars.id/tag/event-olahraga.

Topik Menarik