5 Pelanggaran Paling Brutal yang Pernah Terjadi di Dunia Sepakbola, Nomor 4 Menimpa Ayah Erling Haaland

5 Pelanggaran Paling Brutal yang Pernah Terjadi di Dunia Sepakbola, Nomor 4 Menimpa Ayah Erling Haaland

Olahraga | inewsid | Kamis, 27 Januari 2022 - 16:34
share

JAKARTA, iNews.id - Terdapat 5 pelanggaran paling brutal yang pernah tejadi di dunia sepakbola. Salah satunya menimpa ayah Erling Haaland.

Sebuah pertandingan sepakbola tentu sering melibatkan adu fisik antar pemain. Hal itu dilakukan untuk menguasai bola ataupun merebut bola dari lawan.

Namun, untuk urusan merebut bola terkadang para pemain terlalu nekat dan akhirnya melakukan pelanggaran keras. Bahkan, beberapa korban pelanggaran brutal bisa sampai tak sadarkan diri di tengah lapangan.

Tanpa basa-basi lagi, berikut adalah lima pelanggaran paling brutal yang pernah terjadi di dunia sepakbola dilansir dari Sportskeeda, Kamis (27/1/2022).

Berikut 5 Pelanggaran Paling Brutal yang Pernah Terjadi di Dunia Sepakbola:

1. Nigel De Jong vs Xabi Alonso

CON VAR, LA HISTORIA DEL FTBOL HABRA SIDO DIFERENTE? Aunque no parezca, esto es ftbol y no karate. Es la terrible patada de Nigel de Jong a Xabi Alonso que Howard Webb solo sancion con amarilla, en plena final del mundo en 2010. Con VAR, era realmente roja? Te leemos. pic.twitter.com/wCakucFPIz

ESPN Ftbol Colombia (@ESPNFutbolCol) March 30, 2021

Nigel De Jong melakukan pelanggaran yang bisa dibilang sangat brutal kepada Xabi Alonso di final Piala Dunia 2010 saat Belanda menghadapi Spanyol. De Jong terbang untuk merebut bola dari Alonso tetapi kakinya terlalu tinggi sehingga dia menghajar bagian dada dari pemain Real Madrid itu.

Beruntung bagi De Jong, wasit tak memberikan kartu merah kepadanya. Dia hanya diganjar kartu kuning sehingga membuat penonton terheran-heran dengan keputusan tersebut. Alhasil, momen tersebut menjadi salah satu kejadian yang paling diingat dalam pesta sepakbola terakbar di dunia yang digelar di Afrika Selatan itu.

2. Axel Witsel vs Marcin Masilewski

Witsel and Wasilewski will have a good catch up???? #LCFC pic.twitter.com/AMM7fN6Hvn

Jack Johnson (@JackJ_) July 15, 2016

Axel Witsel mungkin dikenal sebagai pemain yang tak pernah melakukan pelanggaran keras kepada lawan. Akan tetapi, ketika masih membela Standard Liege pada Agustus 2009 lalu, dia pernah menghajar pemain Anderlect, Marcin Wasilewski, hingga menderita patah kaki.

Akibat perbuatannya itu, pemain asal Belgia itu terkena hukuman larangan bertanding dalam delapan laga. Selain itu, dia juga sempat menerima ancaman pembunuhan dari supporter Anderlect dan juga pendukung Tim Nasional Polandia, yang dibela oleh Wasilewski.

3. Ben Thatcher vs Pedro Mendes

???? ON THIS DAY ????

2006 - Ben Thatcher was only booked for this challenge on Pedro Mendes.

We thought Maggie Thatcher was hard ???? pic.twitter.com/Sp3ZbSDBYt

WeLoveBetting (@WeLoveBettingUK) August 23, 2018

Bisa dibilang pelanggaran yang dilakukan pemain Manchester City, Ben Thatcher kepada gelandang Portsmouth, Pedro Mendes, merupakan salah satu yang paling brutal di dunia sepakbola. Pasalnya, dalam laga Liga Inggris yang digelar pada 23 Agustus 2006 itu, Thatcher menyikut Mendes dengan sangat keras seperti seorang petarung bebas.

Hasilnya, Mendes pun langsung terkapar dan kejang-kejang di atas lapangan. Lalu, dia dilarikan ke rumah sakit dan dirawat satu malam di sana.

Namun parahnya, wasit Dermot Gallagher hanya mengganjar Thatcher dengan kartu kuning. Bahkan, bek Portsmouth, Matt Taylor, berkomentar bahwa seorang pemain harus melakukan pembunuhan agar diberi kartu kuning oleh Gallagher.

Akan tetapi, setelah itu Thatcher mendapat hukuman larangan bermain dalam enam pertandingan oleh Man City. Lalu, pihak FA juga melarangnya bertanding dalam delapan laga.

4. Roy Keane vs Alf-Inge Haaland

The main reason haaland never signed for United. His father injured Roy Keane and told him to get up. Roy Keane came back 8 months later and injured him in the Manchester derby which make him quit football pic.twitter.com/H4BppkahQf

Akh (@ManLikeAkoh) December 27, 2020

Pada Derby Manchester yang dihelat pada April 2001, legenda Manchester United, Roy Keane, menghajar pemain Manchester City, Alf-Inge Haaland. Dia menerjang lutut kanan Haaland dengan kaki kanannya dan menabrakkan seluruh tubuhnya.

Setelah itu, Keane berdiri di atas Haaland yang jatuh sambil meneriakinya. Aksi itu disebut sebagai pembalasannya atas perbuatan yang sama yang dilakukan ayah dari Erling Haaland itu tiga tahun sebelumnya sehingga membuat Keane menderita cedera ligament lutut.

Kemudian, wasit langsung mengganjar pemain asal Irlandia itu dengan kartu merah. Lalu dia menerima larangan bermain selama lima pertandingan dan membayar denda sebesar 150 ribu Poundsterling (Rp2,8 miliar).

Parahnya lagi, Keane menjelaskan dalam otobiografinya bahwa tekel tersebut memang dia rencanakan untuk melukai pemain berpaspor Norwegia itu. Perbuatan tersebut menjadi salah satu yang terparah dari sekian banyak daftar hitam dalam kariernya.

Tak lama setelah tekel brutal Keane, Haaland senior langsung pensiun dari sepak bola. Dia menyayangkan sang lawan masih menaruh dendam kepadanya.

"Apakah tekel itu mengakhiri karier saya? Bagaimana ya, (bisa dilihat) saya tak bermain lagi secara penuh, \'kan?" kata Haaland kepada DailyMail pada 2008 lalu.

"Saya tak menyalahkan dirinya karena sudah menendang saya. Yang saya beri perhatian dan khawatirkan adalah pernyataan dirinya di buku pertamanya di mana dia ingin balas dendam. Dan saya tidak memikirkan bagian (aksi brutal) itu bagian dari sepak bola," jelas Alf-Inge.

5. Kevin Muscat vs Adrian Zahra

Adrian Zahra starting for .@PMSCSharks against Kevin Muscat\'s .@gomvfc tonight. I\'ll just leave this here... pic.twitter.com/CWk0GitSK5

Bill Molloy (@Bill_Molloy94) August 25, 2015

Kevin Muscat memang terkenal sebagai pemain yang sering bermain kotor sewaktu bermain di tanah Britania Raya bersama Wolverhampton Wanderers, Rangers dan Millwall. Namun, pelanggaran terburuknya baru terjadi ketika dia pulang kampung ke Liga Australia untuk berseragam Melbourne Victory.

Dalam Derby Melbourne yang dihelat pada Januari 2011 lalu, Muscat menghajar striker Melbourne Heart, Adrian Zahra, dengan tekel kerasnya. Lalu, Zahra langsung jungkir balik dan mendarat dengan kepalanya terlebih dahulu.

Wasit pun langsung memberikan kartu merah pada Muscat. Kemudian, dia dilarang tampil dalam delapan pertandingan. Padahal, laga itu merupakan pertandingan pertamanya setelah sebelumnya juga mendapatkan kartu merah.

Akibat pelanggarannya itu, Zahra absen hingga akhir musim karena cedera pada lututnya. Untungnya, dia masih bisa melanjutkan kariernya di musim selanjutnya.

Topik Menarik