Ibnu Grahan Sempat Dibayar Rp 75 Ribu untuk Sekali Latihan

Ibnu Grahan Sempat Dibayar Rp 75 Ribu untuk Sekali Latihan

Olahraga | jawapos | Kamis, 20 Januari 2022 - 12:22
share

JawaPos.com- Sejak mengawali karier sebagai pelatih pada 2003, ini jadi musim paling istimewa bagi Ibnu Grahan. Untuk kali pertama, dia melatih tiga klub berbeda dalam satu musim: PSG Pati, Muba Babel United, dan Deltras Sidoarjo.

Bagus Putra Pamungkas, Sidoarjo

Nekat betul Ibnu Grahan. Sudah tahu Muba Babel United tengah terpuruk, dia tetap saja menerima tawaran jabatan pelatih kepala. Padahal, target yang dibebankan sangat berat: Muba Babel United harus tetap bertahan di Liga 2.

Dia datang saat kondisi tim tengah compang-camping. Dari lima laga di grup A Liga 2 2021, Muba Babel United hanya mengemas satu poin. Apa yang dilakukan Ibnu?

Dia tetap menerima tantangan itu. Sikap nekatnya berbuah manis. Di lima laga sisa, Muba Babel United merengkuh 9 poin. Mereka terhindar dari degradasi setelah finis di posisi kelima dengan 10 poin.

Tantangan seperti itu membuat gairah atau semangat saya tetap terjaga. Kalau tetap jadi pegawai negeri sipil (PNS), kerjanya pasti datar-datar saja, kata Ibnu kepada Jawa Pos.

Ibnu memang pernah menjadi PNS. Dia menjadi pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya sejak 1997. Dia kemudian memilih pensiun dini pada 2018 saat berdinas di Dispora Kota Surabaya.

Apa alasannya? Tentu saja karena sepak bola. Dia lebih memilih mengembangkan kariernya sebagai pelatih. Kalau saya tetap jadi pegawai, otomatis saya akan melanggar aturan yang melarang kami (PNS) bekerja di dua perusahaan. Sementara mayoritas klub sekarang kan sudah berupa PT, jelasnya.

Karena itu, selama ini dia terkotak melatih di sekitar Surabaya. Seperti menjadi pelatih Persebaya Surabaya junior ataupun Bhayangkara FC. Kalau melatih di Surabaya masih bisa, karena masih diberi kelonggaran, tambahnya.

Karena ingin merasakan atmosfer baru, pelatih 54 tahun itu mantap pensiun dini. Keluarga juga mendukung, katanya.

Setelah pensiun, dia sempat melatih Muba Banyuasin United. Dia kemudian mendapat tawaran menjadi pelatih PSG Pati awal 2021. Saat itu, PSG belum diakuisisi Atta Halilintar dan Putra Siregar. Klub masih dikelola Saiful Arifin, wakil bupati Kabupaten Pati. Itu sekaligus jadi klub pertamanya musim 20212022.

Nah, di klub inilah, Ibnu merasakan momen yang tidak pernah dilupakan sepanjang kariernya. Apa itu? Saya sempat dibayar Rp 75 ribu untuk sekali memimpin latihan. Pemain dibayar Rp 50 ribu. Sementara asisten pelatih juga diberi Rp 50 ribu, ungkap pelatih asli Surabaya itu.

Padahal, saat itu tim tengah melakukan seleksi pemain. Ibnu mencoba membangun fondasi tim. Tidak ada gaji, ya cuma uang saku itu saja, tambahnya.

Meski begitu, Ibnu sama sekali tidak mangkel. Dia memaklumi karena saat itu belum ada kompetisi sama sekali akibat pandemi Covid-19.

Setelah klub diakuisisi Atta Halilintar dan Putra Siregar, upah yang diberikan sangat layak. Hanya, selama di PSG Pati, dia dihadapkan dengan beberapa anak buahnya yang nakal.

Mulai Saiful Indra Cahya yang melakukan tendangan kungfu hingga Zulham Zamrun dengan attitude yang kurang baik. Hal itu berimbas pada penampilan klub di Liga 2. Akhirnya performa tim tidak maksimal. Padahal, selama uji coba, kami hanya dua kali kalah. Selebihnya selalu menang, tambah Ibnu.

Dia kemudian memilih mundur. Setelah itu menangani Muba Babel United yang dibawanya tetap bertahan di Liga 2.

Setelah jadi juru selamat di Muba Babel United, Ibnu kini menjabat asisten pelatih Deltras. Itu adalah jabatan ketiganya musim ini.

Saya bertugas membantu coach Mamak Alhadad (pelatih Deltras) untuk bagaimana caranya membawa Deltras ini promosi ke Liga 2, terang pria yang bermukim di kawasan Rangkah, Surabaya, itu.

Bagi dia, target tersebut adalah sebuah tantangan yang tidak bisa dia dapatkan selama menjadi PNS. Karena itu, dia akan berupaya keras untuk membawa The Lobster julukan Deltras naik kasta. Untuk musim depan seperti apa, kami lihat nanti. Yang jelas, saya harus fokus dulu dengan Deltras, pungkasnya.

Topik Menarik