Demi Persija Jakarta Tak Jadi Tim Musafir Lagi, JIS Belajar Cara Rawat Rumput dari Singapura
JAKARTA – Pihak manajemen Jakarta International Stadium (JIS) resmi memulai langkah strategis agar Persija Jakarta tidak terus-menerus menjadi tim musafir di ajang Super League 2025-2026. Fokus utama saat ini adalah mempersiapkan pembangunan fasilitas pembibitan (nursery) rumput guna memastikan kualitas permukaan lapangan tetap terjaga meski jadwal stadion sangat padat.
Informasi ini disampaikan langsung oleh GM Strategic Business Unit (SBU) JIS, Shinta Syamsul Arief. Shinta memaparkan bahwa langkah progresif ini diambil setelah pihaknya melakukan studi banding ke National Stadium Singapura yang dinilai memiliki manajemen pemulihan rumput yang sangat efektif.
1. Belajar dari Singapura untuk Fleksibilitas Jadwal
Pasalnya, JIS dan stadion kebanggaan Singapura tersebut memiliki karakteristik yang serupa, yakni rutin digunakan untuk konser musik skala besar sekaligus pertandingan sepak bola. Namun, National Stadium Singapura memiliki keunggulan jauh lebih baik daripada JIS dalam hal durasi pemulihan rumput pasca-kegiatan non-olahraga.
“Kami berencana membangun beberapa nursery. Berkaca pada National Stadium Singapura, mereka punya 4 nursery seukuran lapangan sepakbola utama,” kata Shinta dalam keterangannya, Selasa (30/12/2025).
“Rencananya kami akan mengadaptasi hal tersebut, memiliki beberapa nursery, agar lebih fleksibel mengatur jadwal sepakbola dan konser di JIS,” sambungnya.
2. Tantangan Jakpro Menyeimbangkan Konser dan Sepak Bola
Sebagaimana diketahui, kondisi rumput sering kali menjadi batu sandungan dalam menyelaraskan agenda pertandingan sepak bola dengan penyelenggaraan konser di JIS. Diharapkan, dengan pembangunan dan pengoperasian fasilitas nursery ini, kendala teknis tersebut dapat segera teratasi.
BUMD Jakpro sendiri mendapatkan mandat dari Pemprov DKI Jakarta untuk mengelola JIS secara mandiri secara finansial. Tantangan besar ini mewajibkan manajemen JIS untuk mampu menyinergikan pendapatan dari konser tanpa mengorbankan kepentingan olahraga, khususnya sepak bola.
Selama ini, gelaran konser musisi mancanegara, terutama bintang K-Pop, menjadi sumber pendapatan utama bagi JIS. Namun, mengingat Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan JIS sebagai kandang resmi Persija Jakarta, pihak pengelola kini fokus mempercepat proses penggantian rumput agar lapangan selalu siap digunakan untuk bertanding.
Sebagai catatan, Persija Jakarta terakhir kali merasakan atmosfer bermain di JIS saat menjamu Bali United pada 14 September 2025. Sejak saat itu, skuat Macan Kemayoran belum bisa menggunakan markasnya kembali karena JIS sempat digunakan untuk konser pada 27-28 September dan memasuki masa perawatan yang cukup panjang.
Akibat kendala tersebut, tim Ibu Kota sudah melewatkan empat laga kandang di stadion sendiri. Persija terpaksa mengungsi ke Stadion Manahan Solo saat menghadapi PSBS Biak dan Persik Kediri, serta sempat berkandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saat menjamu PSIM Yogyakarta dan Bhayangkara FC.










