Konflik Memanas, Pemboman Thailand Disebut Dekati Pengungsi Kamboja
PHNOM PENH – Pertempuran sengit antara Thailand dan Kamboja memasuki pekan kedua pada Senin, 15 Desember 2025. Pemerintah Kamboja mengklaim pemboman oleh militer Thailand semakin masuk ke wilayahnya dan mendekati lokasi penampungan pengungsi di sepanjang perbatasan kedua negara.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Informasi Kamboja menyebutkan, jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Thailand menjatuhkan dua bom tak lama setelah pukul 10.00 waktu setempat di dekat kamp-kamp pengungsi yang berada di Provinsi Oddar Meanchey dan Siem Reap.
Menurut otoritas Kamboja, pemboman di Distrik Srei Snam, Provinsi Siem Reap, terjadi lebih dari 70 kilometer dari garis perbatasan dan menargetkan sebuah jembatan. Provinsi Siem Reap dikenal sebagai lokasi kompleks candi Angkor Wat, situs Warisan Dunia UNESCO dan destinasi wisata utama Kamboja.
Menanggapi klaim tersebut, juru bicara Angkatan Udara Thailand, Marsekal Udara Jackkrit Thammavichai, tidak secara langsung membantah adanya pemboman. Dalam konferensi pers, ia menegaskan bahwa sasaran militer tidak ditentukan oleh jaraknya dari perbatasan.
"Sesuai hukum internasional dan aturan keterlibatan, sasaran militer ditentukan berdasarkan karakteristik dan tujuan penggunaannya untuk kepentingan militer," ujar Jackkrit Thammavichai seperti dilansir dari AP News, Selasa (16/12/2025).
Jackkrit menambahkan, Angkatan Udara Thailand mematuhi hukum internasional dengan tidak menargetkan warga sipil. Ia juga mengklaim operasi militer yang dilakukan pada Senin tidak berdampak pada warga sipil Kamboja di sekitar lokasi.
Namun demikian, akses ke zona pertempuran dan wilayah sekitarnya masih sangat terbatas, sehingga klaim dari kedua belah pihak sulit diverifikasi secara independen.
Thailand dan Kamboja telah lama berselisih mengenai klaim wilayah perbatasan, termasuk sejumlah kawasan yang memiliki reruntuhan kuil berusia ratusan tahun.
Menurut keterangan resmi para pejabat, puluhan orang dari kedua negara dilaporkan tewas dalam pertempuran pekan lalu. Sementara itu, lebih dari setengah juta warga terpaksa mengungsi akibat eskalasi konflik di wilayah perbatasan.

