Pertempuran Terus Berlanjut, Kamboja Tutup Perbatasan dengan Thailand
JAKARTA – Kamboja telah menutup perbatasan dengan Thailand karena pertempuran terus berlanjut antara kedua pasukan pada Sabtu (13/12/2025). Langkah ini diambil meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya mengatakan kedua negara telah menyetujui gencatan senjata.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengatakan bahwa perbatasan akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan ia memberi tahu Trump bahwa gencatan senjata hanya akan mungkin terjadi setelah Kamboja menarik semua pasukannya dan membersihkan ranjau darat.
Para pejabat Thailand mengatakan empat tentara tewas pada Sabtu, sementara kedua pihak melaporkan berlanjutnya pemboman dan baku tembak artileri. Kamboja belum memperbarui angka korban militernya.
Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut jet tempur Thailand membom sebuah hotel dan jembatan, sementara Thailand melaporkan beberapa warga sipil terluka dalam serangan roket Kamboja.
Empat kematian pada Sabtu menambah jumlah korban tewas militer Thailand sejak Senin menjadi 15 orang, dengan 270 lainnya terluka. Enam warga sipil juga dilaporkan terluka.
Pada Jumat (12/12/2025), Kamboja mengatakan setidaknya 11 warga sipil telah tewas dan 59 lainnya terluka, demikian dilaporkan BBC.
Setidaknya 700.000 orang telah dievakuasi di kedua sisi perbatasan.
Trump sebelumnya mengklaim pada awal pekan bahwa ia dapat menghentikan pertempuran antara pasukan Thailand dan Kamboja yang meletus pada Senin (8/12/2025) hanya dengan mengangkat telepon.
Setelah berbicara dengan kedua perdana menteri pada Jumat malam, ia menulis di media sosial bahwa kedua negara telah sepakat untuk “menghentikan penembakan efektif malam ini” dan kembali ke perjanjian yang mereka tandatangani di hadapan presiden AS pada Oktober.
“Kedua negara siap untuk perdamaian,” tulisnya.
Namun dalam komentar mereka setelah berbicara dengan presiden AS, kedua pihak tidak menyebutkan gencatan senjata yang akan segera terjadi.
Anutin mengatakan ia memberi tahu Trump bahwa Thailand bukanlah agresor, dan Kamboja harus menunjukkan bahwa mereka telah menarik pasukannya serta membersihkan ranjau darat dari perbatasan sebelum gencatan senjata dimungkinkan.
“Mereka harus menunjukkannya kepada kami terlebih dahulu,” katanya.
Kepemimpinan Kamboja mengatakan mereka harus terus berjuang untuk melindungi kedaulatan negara.
Tidak ada penyebutan tentang penggunaan tarif sebagai alat tawar-menawar untuk memaksa kedua pihak menghentikan konflik, seperti yang terjadi pada Juli.
Thailand telah memperingatkan AS untuk tidak mengaitkan konflik tersebut dengan perdagangan.
Pada Sabtu, Kamboja melaporkan bahwa mereka kembali dihantam serangan udara Thailand.
“Pada 13 Desember 2025, militer Thailand menggunakan dua jet tempur F-16 untuk menjatuhkan tujuh bom pada sejumlah target,” kata Kementerian Pertahanan Kamboja dalam sebuah unggahan di X.
“Pesawat militer Thailand belum berhenti membom,” tambahnya.
Militer Thailand juga mengonfirmasi bahwa pertempuran terus berlanjut.
Sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama meningkat pada 24 Juli, ketika Kamboja meluncurkan rentetan roket ke Thailand, yang kemudian dibalas dengan serangan udara.
Kedua negara saling menuduh sebagai pihak yang memulai serangan.
Setelah berhari-hari pertempuran sengit yang menewaskan puluhan orang, negara-negara tetangga di Asia Tenggara sepakat untuk “gencatan senjata segera dan tanpa syarat” yang dimediasi oleh Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Hal ini diformalkan dalam sebuah upacara di Malaysia pada Oktober yang dipimpin oleh presiden AS.
Namun, dua minggu kemudian kedua belah pihak mengumumkan penangguhan kesepakatan tersebut setelah saling menuding melanggar gencatan senjata. Thailand menerbitkan bukti bahwa pasukan Kamboja telah memasang ranjau darat, yang menyebabkan tujuh tentara Thailand kehilangan anggota tubuhnya. Sementara Kamboja mengatakan ranjau tersebut merupakan sisa dari perang saudara pada 1980-an.
Sejak saat itu, ketegangan terus meningkat.
Minggu ini, Thailand melancarkan serangan udara di dalam Kamboja setelah dua tentaranya terluka dalam bentrokan Minggu lalu. Kamboja membalas dengan serangan roket. Pertempuran tersebut memengaruhi enam provinsi di timur laut Thailand dan enam provinsi di utara serta barat laut Kamboja.
Kedua negara telah memperebutkan perbatasan darat sepanjang 800 km selama lebih dari satu abad. Perbatasan tersebut digambar oleh kartografer Prancis pada 1907, ketika Prancis menjadi penguasa kolonial di Kamboja.










