Siap-Siap, SingapuraTerapkan Pajak Baru untuk Penumpang Pesawat!

Siap-Siap, SingapuraTerapkan Pajak Baru untuk Penumpang Pesawat!

Travel | okezone | Rabu, 10 Desember 2025 - 15:36
share

JAKARTA Singapura kembali membuat gebrakan dalam sektor penerbangan dengan mengambil langkah besar untuk menekan emisi. Negara tersebut akan menjadi yang pertama di dunia yang menerapkan pajak bahan bakar hijau bagi setiap penumpang pesawat yang berangkat dari wilayahnya.

Kebijakan ini diumumkan oleh Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS), yang menyatakan bahwa skema Sustainable Aviation Fuel (SAF) levy akan mulai berlaku pada 1 Oktober 2026. Namun penarikan biaya sudah diterapkan lebih awal, yakni untuk semua tiket dan layanan penerbangan yang dijual mulai 1 April 2026, termasuk tiket penumpang, pengiriman kargo, hingga penerbangan bisnis.

Biaya SAF Berdasarkan Jarak dan Kelas Kabin

CAAS menetapkan bahwa biaya SAF akan dihitung berdasarkan dua faktor:

  • Jarak perjalanan
  • Kelas kabin penumpang

CAAS membagi rute penerbangan dalam empat kelompok jarak:

  • Kelompok 1: Asia Tenggara
  • Kelompok 2: Asia Timur Laut, Asia Selatan, Australia, Papua Nugini
  • Kelompok 3: Afrika, Asia Tengah & Barat, Eropa, Timur Tengah, Kepulauan Pasifik, Selandia Baru
  • Kelompok 4: Amerika

Contoh tarif untuk kelas ekonomi:

  • 1 dolar Singapura untuk penerbangan ke Bangkok
  • 2,80 dolar Singapura ke Tokyo
  • 6,40 dolar Singapura ke London
  • 10,40 dolar Singapura ke New York

Seluruh maskapai wajib menampilkan biaya tambahan ini sebagai “line item” terpisah pada tiket pesawat. Penting dicatat, biaya SAF tidak berlaku bagi penumpang transit di Singapura.

Mendukung Target Emisi Nol 2050

Kebijakan ini menjadi langkah nyata Singapura dalam mendukung target International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050 untuk penerbangan internasional. Pemerintah Singapura menegaskan bahwa upaya ini dilakukan secara bertahap agar tidak memberatkan industri.

Direktur Jenderal CAAS, Han Kok Juan, mengatakan bahwa skema ini memastikan seluruh pengguna penerbangan turut berkontribusi dalam upaya keberlanjutan, namun tetap dalam batas biaya yang terjangkau.

“Kita harus mulai dari suatu titik. Kami melakukannya dengan cara yang terukur, memberi waktu bagi industri dan masyarakat untuk menyesuaikan diri,” ujarnya.

Kebijakan ini juga muncul di tengah diskusi global dalam KTT Iklim COP30, di mana Prancis, Spanyol, dan Kenya mendorong agar penumpang premium turut dikenai biaya tambahan yang dapat dialokasikan sebagai dana investasi berkelanjutan.

Topik Menarik