Harga Emas Diprediksi Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Harga Emas Diprediksi Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Ekonomi | okezone | Minggu, 7 Desember 2025 - 13:32
share

JAKARTA - Harga emas diprediksi akan terus naik, meski harga emas dunia ditutup melemah pada Sabtu pagi (6/12/2025) di level USD4.196, terkoreksi setelah sempat mencapai puncak penguatan signifikan di USD4.259.

Pengamat Pasar Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi ptimistis bahwa harga emas dunia dan logam mulia di Indonesia akan kembali menguat hingga akhir tahun.

Ibrahim memproyeksikan meskipun banyak ketegangan global, harga emas dunia berpotensi kembali menyentuh USD4.400 pada akhir Desember. Sementara itu, untuk logam mulia di pasar domestik, kemungkinan besar harganya akan kembali ke level Rp2.500.000 per gram.

“Nah ini yang ketegangan-ketegangan inilah yang membuat saya masih optimistis bahwa harga emas dunia sampai akhir tahun akan kembali mengalami penguatan,” ujar Ibrahim dalam risetnya, Jakarta, Minggu (7/12/2025).

Ibrahim memprediksi pergerakan harga emas dunia dan logam mulia akan berfluktuasi sepanjang pekan depan dengan rentang support dan resistance yang signifikan.

Rinciannya, resisten emas dunia berada di USD4.328 dan logam mulia di Rp2.500.000, resisten selanjutnya ada di USD4.271 dan Rp2.430.000

Sedangkan support emas dunia berada di USD4.126 dan USD4.050, kemudian untuk support logam mulia di Rp2.370.000 dan Rp2.280.000.

Ibrahim menjelaskan, pergerakan fluktuatif namun bullish pada harga emas didorong oleh tiga faktor utama.

 


Penyebab utama gejolak adalah memanasnya perpolitikan di Amerika Serikat (AS), dengan adanya spekulasi tentang pergantian kepemimpinan bank sentral AS (The Fed).

Salah satu nama yang mencuat adalah Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih dan pendukung kuat Donald Trump. Hassett diisukan akan diangkat sebagai Gubernur The Fed pada awal tahun 2026.

“Eksekutif begitu dominan ingin menguasai di bank sentral yang kita lihat bahwa bank sentral itu adalah independen. Nah sehingga ini pun juga akan membuat memanasnya perpolitikan di Amerika,” kata Ibrahim.

Hal ini didukung oleh keinginan Trump agar suku bunga The Fed kembali ke level rendah sebelumnya, yaitu antara 0-0,25 persen.

Selain isu politik, para ekonom kini sepakat hingga 88 persen bahwa The Fed kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan di bulan Desember ini. Namun, pasar sebenarnya lebih menanti seberapa jauh The Fed akan menurunkan suku bunga sepanjang tahun 2026.

Faktor safe haven emas semakin kuat karena eskalasi ketegangan global, seperti di Eropa ada ketegangan antara Rusia dan Ukraina memanas, apalagi setelah Rusia melakukan serangan masif ke Kyiv.

Ibrahim menyebutkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan kesiapan jika NATO siap melakukan perang dengan Rusia, yang mengindikasikan ketegangan geopolitik Eropa semakin memanas menjelang akhir tahun.

Kemudian di Asia Timur ada Tiongkok yang melakukan latihan perang besar-besaran di Laut Asia Timur dekat perbatasan Taiwan, di mana Jepang menyatakan akan membantu Taiwan jika terjadi pencaplokan wilayah.

Sedangkan di Amerika Latin ada situasi di Amerika Latin memanas terkait kemungkinan penguasaan wilayah Venezuela, yang merupakan produsen minyak mentah penting dengan produksi 1,1 juta barel per hari.

Topik Menarik