Pentagon Bantah Klaim Media Israel Akan Bangun Pangkalan Militer AS Dekat Gaza

Pentagon Bantah Klaim Media Israel Akan Bangun Pangkalan Militer AS Dekat Gaza

Terkini | okezone | Kamis, 13 November 2025 - 12:06
share

WASHINGTON – Seorang pejabat senior Pentagon menegaskan kembali tidak ada pasukan Amerika Serikat (AS) yang akan berada di Jalur Gaza. Namun, pejabat tersebut mengakui adanya rencana untuk penempatan pasukan internasional di dekat wilayah Palestina tersebut.

Pejabat tersebut mengatakan laporan yang beredar di media Israel adalah tidak akurat meskipun ia tidak memberikan rincian spesifik.

"Sebagai organisasi perencanaan, personel militer AS saat ini bekerja dengan mitra militer internasional untuk mengembangkan opsi potensial. Termasuk penempatan pasukan internasional yang merupakan bagian dari Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di masa depan."

"Pembentukan ISF akan mendukung rencana perdamaian Gaza. Perlu ditegaskan, tidak ada pasukan AS yang akan dikerahkan ke Gaza. Setiap laporan yang bertentangan dengan hal ini adalah palsu," ungkap pejabat yang namanya dirahasiakan seperti dilansir anadolu, Kamis (13/11/2025).

Sebelumnya, outlet media Israel Ynet dan Shomrim melaporkan bahwa AS berencana membangun pangkalan militer senilai USD500 juta, yang cukup besar untuk menampung beberapa ribu tentara, di dekat perbatasan Gaza.

Surat kabar Yedioth Ahronoth, mengutip pejabat Israel anonim, mengatakan Washington berupaya mendirikan pangkalan militer besar di wilayah perbatasan Gaza.

Proyek tersebut akan menjadi “instalasi militer Amerika skala besar pertama di wilayah Israel, yang menggarisbawahi komitmen mendalam AS terhadap upaya stabilisasi pasca-perang di Gaza.”

Selama perang dua tahun Tel Aviv di Gaza, AS memasang sistem pertahanan rudal THAAD, yang digunakan untuk mencegat rudal dan drone Iran selama konflik 12 hari dengan Israel.

 

"Pendirian pangkalan Amerika di tanah Israel menunjukkan betapa tekadnya Washington untuk terlibat di Gaza dan konflik Israel-Palestina yang lebih luas," kata seorang pejabat Israel kepada surat kabar tersebut.

Saat ini, sekitar 200 personel militer AS ditempatkan di Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) yang didukung AS di Kiryat Gat, Israel selatan, untuk memantau gencatan senjata.

Menurut pejabat Israel, pusat yang dipimpin AS tersebut diharapkan mengambil alih kendali penuh distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, menggantikan mekanisme COGAT Israel.

Surat kabar itu tidak merinci lokasi pasti fasilitas yang direncanakan tersebut, tetapi mengatakan survei sedang dilakukan di situs-situs yang memungkinkan.

Perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober, berdasarkan rencana 20 poin yang diajukan Presiden AS Donald Trump. ISF adalah komponen kunci dari proposal tersebut, dan akan terdiri dari negara-negara sukarelawan yang akan berupaya menstabilkan Gaza di tengah penarikan bertahap Israel.

Fase pertama kesepakatan gencatan senjata mencakup pembebasan sandera Israel sebagai imbalan bagi tahanan Palestina. Kesepakatan ini juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 69.000 korban dan melukai lebih dari 170.600 orang.

Topik Menarik