Konferensi Internasional LKLB, Mendikdasmen: Upaya Dorong Kehidupan Beragama Lebih Terbuka dan Toleran

Konferensi Internasional LKLB, Mendikdasmen: Upaya Dorong Kehidupan Beragama Lebih Terbuka dan Toleran

Nasional | okezone | Selasa, 11 November 2025 - 15:06
share

JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti menyatakan, Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) merupakan upaya untuk mendorong kehidupan beragama yang lebih toleran dan terbuka. Hal itu sebagaimana disampaikan Mu'ti setelah membuka rangkaian kegiatan Konferensi Internasional LKLB di Shangri-La Hotel Jakarta, Selasa (11/11/2025).

"Ini sebuah konferensi yang sangat penting yang juga menjadi bagian dari arus dan gerakan baru yang coba kita lakukan sebagai upaya untuk mendorong kehidupan beragama yang lebih toleran, beragama yang lebih terbuka, dan kita membangun social trust di dalam masyarakat yang multi agama dan multi budaya," kata Mu'ti.

Ia menjelaskan, kementeriannya tengah merancang program penguatan pendidikan karakter yang disebut dengan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, di mana salah satu poinnya beribadah guna menanamkan iman dan takwa. Selain itu, terdapat juga poin bermasyarakat.

"Kita berusaha untuk mendorong anak-anak kita untuk lebih aktif bermasyarakat, berinteraksi dengan sebaya yang berbeda latar belakang agama, berbeda latar belakang budaya," ujarnya.

"Yang ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa yang terbuka, pemikiran yang terbuka, sehingga mereka akan lebih memiliki kedekatan yang bersifat personal, yang itu otentik karena mereka memiliki tingkat dan intensitas yang tinggi di dalam berinteraksi dengan yang lainnya," sambungnya.

Menurutnya, pihaknya akan menyusun modul-modul sebagai teks pendukung terkait hal tersebut bersama Institut Leimina.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut Leimina, Matius Ho menyatakan terima kasih kepada Kemendikdasmen yang telah bekerja sama dalam menggelar Konferensi Internasional LKLB ini. Sebab, Indonesia memiliki pengalaman dalam menata masyarakat yang majemuk.

 

"Apalagi khususnya di kawasan ASEAN dalam KTT ASEAN tahun ini di Malaysia bulan Mei kemarin, ASEAN menyetujui sebuah visi dan strategi 20 tahun ke depan hingga 2045 dimana salah satu strateginya adalah untuk mendorong literasi keagaman lintas budaya untuk menciptakan komunitas yang inklusif dan kohesif," ujar Matius.

Perlu diketahui, Konferensi Internasional LKLB dihadiri lebih dari 200 peserta dari 20 negara yaitu Austria, Denmark, Jepang, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Belanda, Swiss, Inggris, Finlandia, Uzbekistan, Bahama, Bulgaria serta negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Laos, Filipina, Myanmar, dan Kamboja. Para peserta merupakan pejabat pemerintah, akademisi, tokoh agama, pimpinan lembaga internasional, serta para guru alumni program LKLB dari berbagai provinsi di Indonesia.

Konferensi Internasional LKLB mempromosikan pengalaman Indonesia dalam mengembangkan program LKLB yang telah menjadi contoh upaya membangun kohesi sosial khususnya di kawasan Asia Tenggara. Tema yang diangkat “Education and Social Trust in Multifaith and Multicultural Societies” menegaskan peran penting pendidikan untuk membangun sikap saling percaya di dalam masyarakat multiagama dan multikultural.

Topik Menarik