Insentif Mobil Listrik Segera Berakhir, Konsumen Serbu Diler

Insentif Mobil Listrik Segera Berakhir, Konsumen Serbu Diler

Otomotif | okezone | Selasa, 11 November 2025 - 07:53
share

JAKARTA - Pemerintah China berencana menghentikan insentif untuk mobil listrik demi menjaga iklim pasar. Kabar ini menimbulkan gelombang pembelian yang sangat tinggi karena harga mobil listrik akan kembali normal mulai 2026.

Melansir Car News China, Selasa (11/11/2025), mulai 1 Januari 2026, NEV (kendaraan energi baru) akan beralih dari pembebasan pajak pembelian penuh ke pembebasan 50 persen. Saat ini, kendaraan penumpang NEV yang memenuhi syarat menikmati pembebasan pajak hingga 30.000 yuan (Rp67 juta). Artinya, tahun depan pengurangan pajak hanya sebesar 15.000 yuan (Rp33 juta).

1. Pemesanan Melonjak

Analis industri mencatat, waktu perubahan, bertepatan dengan musim penjualan akhir tahun tradisional, telah menciptakan kesibukan pra-kebijakan yang tajam. Beberapa diler melaporkan volume pemesanan naik hampir 60 persen dibandingkan angka bulanan pada umumnya.

Langkah ini menandai transisi penting dalam strategi industri otomotif China. Pemerintah ingin mendorong pasar yang lebih berorientasi pada nilai dan inovasi, bukan sekadar perang harga.

Para eksekutif dari Asosiasi Diler Mobil China mengatakan, penyesuaian kebijakan tak hanya perubahan fiskal, juga sinyal industri yang disengaja. Dengan memperketat standar kualifikasi, Beijing bertujuan untuk mengarahkan pasar NEV menjauh dari "persaingan yang didorong oleh harga" menuju "persaingan yang didorong oleh nilai."

Pada Oktober 2025, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China, Kementerian Keuangan, dan Administrasi Perpajakan Negara bersama-sama menaikkan standar untuk kendaraan agar memenuhi syarat untuk keringanan pajak. Misalnya, mobil penumpang plug-in hybrid harus meiliki jarak tempuh setidaknya 100 km dalam mode listrik murni.

Untuk meredam transisi, banyak pembuat mobil telah meluncurkan program "jaminan perbedaan pajak" kepada pelanggan yang mengunci pembelian sebelum akhir November 2025, tapi pengiriman dilakukan pada 2026. Ini dilakukan untuk menutupi kesenjangan dalam manfaat insentif pajak.

 

Analis mengatakan kerangka kerja baru dapat menciptakan dua efek yang berbeda, yakni lonjakan penjualan jangka pendek karena pembeli bergegas untuk mengalahkan tenggat waktu, diikuti potensi perlambatan pada awal 2026 setelah manfaat yang berkurang berlaku. Dengan penetrasi EV yang sudah melebihi 45 persen dari penjualan mobil baru, pertumbuhan lebih lanjut mungkin lebih bergantung pada teknologi dan inovasi model dibandingkan insentif pajak.

Sejak 2014, pembebasan pajak pembelian penuh telah memicu adopsi EV yang cepat di China. Kebijakan pajak yang akan datang dikurangi setengahnya menandai fase baru, yang ditujukan untuk keberlanjutan, kualitas, dan mengurangi ketergantungan pada subsidi di pasar kendaraan listrik terbesar di dunia.

Topik Menarik