Cerita AHY saat Sarwo Edhie Wibowo Berantas G30S PKI hingga Bentuk Kopassus
JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengucapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada kakeknya, Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo. Gelar tersebut diberikan Presiden Prabowo Subianto dalam upacara di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
“Kami tentunya bersyukur sekali dan bangga di hari yang bersejarah ini, 15 November 2025 di hari Pahlawan. Kakek kami tercinta Almarhum Jendral TNI Sarwo Edhie Wibowo mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional,” ujar AHY usai penganugerahan.
Dikatakan AHY, penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi keluarga dan menjadi pengingat akan jasa Sarwo Edhie dalam perjuangan bangsa. Sarwo Edhie juga menjadi salah satu pembentukan Komando Pasukan Khusus.
“Untuk kami, keluarga besar Sarwo Edhie Wibowo mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah yang telah menganugerahkan anugerah Pahlawan Nasional ini,’’ujarnya.
Kapolri dan Titiek Soeharto Tinjau SPPG di Karanganyar, Dukung Program Makan Bergizi Gratis
‘’Ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa atas jasa dan pengabdian beliau sebagai seorang prajurit yang kemudian menjadi salah satu tokoh pembentukan pasukan khusus yang kemudian menjadi Kopassus yang kita kenal saat ini,” lanjut AHY.
AHY juga menambahkan bahwa Sarwo Edhie memiliki peran penting dalam pemberantasan Gerakan 30 September atau G30S/PKI.
“Beliau memiliki jasa yang penting dalam pemberantasan G30S/PKI. Ini sudah tentunya menjadi pengingat kepada kami semua keluarga besar dan generasi penerus untuk bisa melanjutkan segala legacy dan sekaligus cita-cita dan nilai-nilai perjuangan beliau semasa hidupnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, AHY juga mengenang sosok Sarwo Edhie Wibowo sebagai figur sederhana namun berprinsip kuat.
“Beliau selalu mengajarkan kepada kami semua, beliau adalah seorang tokoh yang seorang figur yang sederhana tetapi memiliki nilai dan prinsip yang kuat baik dalam kepemimpinan maupun dalam memaknai kehidupan,” tuturnya.
AHY juga menilai momen penganugerahan ini juga memiliki makna khusus bagi keluarga besar Sarwo Edhie.
“Insya Allah, ini adalah kabar yang baik sekali dan tentunya ini spesial kenapa? karena Pak Sarwo Edhie itu meninggalnya pada tanggal 9 November tahun 1989 dan dimakamkan tepat tanggal 10 November 1989 di Purworejo, di Kampung halamannya tepat di hari Pahlawan,” ucap AHY.
AHY menyampaikan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang merupakan menantu Sarwo Edhie, juga turut berterima kasih dan bangga atas penganugerahan ini.
“Pak SBY juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada negara kepada Pak Presiden dan pemerintah yang telah menganugerahkan pahlawan nasional ini dan beliau juga tentunya terharu, bersuka cita, karena beliau juga sangat dekat,” ungkap AHY.
Menanggapi sejumlah perdebatan terkait sosok Sarwo Edhie, AHY memilih untuk tidak menanggapi kontroversi.
“Saya tidak menanggapi masalah kontroversi apapun. Yang jelas pasti semua ini ada proses yang dilewati dan kita akan menghormati semuanya,"ujarnya.
"Dan setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi pada akhirnya kita selalu ingin menghormati, menghargai segala jasa dan pengabdian siapapun yang telah berjuang termasuk mengorbankan diri dan pribadinya,” tegas AHY.
Menutup pernyataannya, AHY mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan bangsa.
“Saya rasa di hari yang bersejarah ini marilah kita senantiasa memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas darah, keringat, dan air mata dan semua yang telah dikorbankan untuk kemerdekaan kedaulatan dan kehormatan negeri ini,” pungkasnya.










