Harta Bos Gudang Garam Susilo Wonowidjojo Turun dari Rp149 Triliun ke Rp47 Triliun
JAKARTA - Harta kekayaan bos Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo, terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan seiring merosotnya kinerja bisnis PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Dalam laporan keuangan 2024, Gudang Garam mencatat penurunan laba bersih drastis sekitar 82, dari Rp5,3 triliun pada 2023 menjadi hanya Rp981 miliar. Saat ini, perusahaan juga menghentikan pembelian tembakau dari para petani di Temanggung, Jawa Tengah, yang akan berdampak negatif pada perekonomian lokal.
Sementara itu, menurut data Forbes, kekayaan pemilik Gudang Garam terus merosot sejak 2019. Pada 2018, kekayaannya tercatat mencapai USD9,2 miliar atau sekitar Rp149,9 triliun, namun turun menjadi USD6,6 miliar pada 2019 dan kembali menyusut menjadi USD5,3 miliar pada 2020.
Pada 2021, kekayaan Susilo Wonowidjojo kembali menyusut menjadi USD4,8 miliar, lalu merosot lagi ke angka USD3,5 miliar pada 2022. Meskipun sempat mengalami sedikit peningkatan menjadi USD3,6 miliar di tahun 2023, kekayaannya kembali turun menjadi USD2,9 miliar pada 2024.
Meski demikian, dengan total kekayaan sebesar USD2,9 miliar atau sekitar Rp47,2 triliun, Susilo masih berhasil mempertahankan posisinya dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2024, dengan menempati peringkat ke-23.
Susilo Wonowidjojo, yang lahir pada 18 November 1956, merupakan putra ketiga dari Surya Wonowidjojo, pendiri perusahaan rokok kretek ternama, Gudang Garam, yang berbasis di Kediri, Jawa Timur. Perusahaan ini resmi berdiri pada tahun 1958.
Pada tahun 2000, Susilo mengambil alih kepemimpinan Gudang Garam dari kakaknya, Rachman Halim, anak sulung Surya Wonowidjojo, yang kemudian wafat pada 27 Juli 2008 di Singapura.
Susilo telah menduduki posisi Presiden Direktur Gudang Garam sejak tahun 2009. Sementara itu, saudara perempuannya, Juni Setiawati, menjabat sebagai Komisaris Utama. Pada tahun 2022, putra Susilo, Indra Gunawan Wonowidjojo, ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama perusahaan.