Ini Alasan Mengapa Reatret Kepala Daerah Gelombang 2 Hanya Diikuti 84 Peserta

Ini Alasan Mengapa Reatret Kepala Daerah Gelombang 2 Hanya Diikuti 84 Peserta

Nasional | okezone | Minggu, 22 Juni 2025 - 14:52
share

JAKARTA - Kegiatan reatret Kepala Daerah gelombang dua resmi digelar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri ( IPDN ) Kampus Jatinangor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Minggu, (22/6/2025). Peserta reatret awalnya berjumlah 93 orang.

"Jadi yang terdaftar kepala daerah itu, baik Gubernur, Wakil Gubernur Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota itu 93 orang," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Benni Irwan, saat dihubungi, Minggu (22/6/2025).

Namun dari 93 orang itu, 6 peserta meminta izin tak mengikuti reatret karena alasan kesehatan dan ditambah Bupati, dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara tak ikut kegiatan ini karena belum dilantik. Artinya tersisa 85 peserta yang siap mengikuti reatret.

"Sisa 85, dan ada satu kepala daerah yang minta izin padahal sudah mendaftar sebenarnya, sudah di Jakarta sudah mendaftar, minta izin pulang karena orang tuanya meninggal, Gubernur Papua pegunungan. Jadi 84 yang mengikuti kegiatan hari ini," ujarnya.

Dia menyampaikan, pihaknya dalam posisi siap, bila memang Presiden Prabowo Subianto ataupun Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan materi kepada peserta retreat gelombang dua. Namun hal ini tak dipaksa, mengingat kesibukan Prabowo atau Gibran.

"Kita memohon memang untuk beliau Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden hadir menyampaikan materi, kita siap untuk itu, tapi kembali ke jadwal dan agenda beliau berdua nanti," ujarnya.

 

Sebelumnya, bedasarkan unggahan akun instagram @kemendagri, puluhan kepala daerah ini lebih dulu melaksanakan apel di kantor Kementerian Dalam Negeri. Mereka nampak mengenakan seragam loreng berwarna coklat.

Lanjut setelah selesai apel, para kepala daerah ini langsung bergegas menuju Stasiun Whoosh Halim, Makasar, Jakarta Timur. 
 
Gubernur Bali, Wayan Koster yang merupakan salah satu peserta retreat gelombang dua ini mengungkapkan bahwa dirinya baru pertama kali menumpang kereta cepat Whoos. Sebab dulu dia hanya menggunakan kereta api jarak jauh (KAJJ).

"Saya dulu kuliah di Bandung naiknya Parahyangan, jauh beda (dengan Whoosh) kecepatan," ujarnya.

Topik Menarik