HUT Jakarta ke-498, Ini 4 Fakta Menarik Kerak Telor yang Kini Jadi Ikon!
JAKARTA – Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Jakarta ke-498 yang jatuh hari Minggu (22/6/2025), berbagai tradisi dan kekayaan budaya Betawi kembali menjadi sorotan, termasuk sajian kuliner khas yang tak pernah lekang oleh waktu yakni kerak telor.
Makanan ikonik ini telah lama menjadi simbol kuliner Betawi yang tak hanya populer di pinggir jalan, tapi juga diangkat ke restoran-restoran mewah khas Jakarta.
Dalam rangka menyambut hari jadi ibu kota, berikut ini empat fakta menarik tentang kerak telor yang menjadi bagian penting dari sejarah dan identitas budaya Betawi:
1. Lahir dari Ketidaksengajaan
Tak banyak yang tahu bahwa kerak telor berawal dari percobaan memasak warga Betawi Menteng pada masa penjajahan VOC. Saat itu, orang Belanda yang biasa menyantap omelet mi ingin mencoba makanan yang lebih sehat. Warga Betawi pun mencoba mengganti mi dengan beras ketan, lalu menambahkan bahan-bahan lokal seperti telur bebek atau ayam, kelapa parut, ebi, merica, dan garam. Hasilnya? Sebuah sajian baru dengan rasa unik yang kini dikenal sebagai kerak telor.
2. Kelapa: Bahan Utama dari Alam Betawi
Kelapa menjadi komponen utama dalam kerak telor, sekaligus mencerminkan kekayaan hasil bumi masyarakat Betawi. Di daerah seperti Cikini, kelapa yang semula hanya digunakan untuk minuman atau minyak mulai dimanfaatkan sebagai bahan kuliner. Ditambah dengan telur dari peternakan lokal, masyarakat Betawi berhasil menciptakan hidangan yang kaya rasa sekaligus sarat nilai tradisi.
3. Dari Makanan Rakyat Jadi Hidangan Elit
Meski kini identik sebagai jajanan rakyat, dulunya kerak telor merupakan makanan orang elit, bahkan sempat disukai oleh kalangan Belanda tempo dulu. Karena kelezatannya, makanan ini disebut-sebut sebagai "omelet khas Betawi" yang memiliki cita rasa unik. Sekitar tahun 1970-an, kerak telor mulai dijajakan di area Monas dan menarik perhatian banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Sejak itu, popularitasnya kian meningkat dan terus dijaga hingga kini.
4. Cara Memasak Tradisional yang Unik
Keunikan kerak telor salah satunya terletak pada teknik memasaknya yang tidak biasa. Adonan dimasak di atas tungku kecil atau anglo, lalu wajan dibalik untuk mematangkan bagian atas telur tanpa menggunakan oven modern. Proses memasak dengan arang dari batok kelapa atau kayu menghasilkan aroma khas yang semakin menggugah selera. Metode ini membuat kerak telor tidak hanya lezat, tapi juga punya nilai seni dalam proses pembuatannya.
Kerak telor bukan sekadar kuliner, melainkan juga simbol budaya dan jati diri masyarakat Betawi serta kota Jakarta. Menikmati sepiring kerak telor di tengah suasana ulang tahun kota adalah salah satu cara sederhana namun bermakna untuk menghargai sejarah panjang dan kreativitas kuliner warga asli Jakarta.