Israel vs Iran Saling Serang, Harga Minyak Kian Meroket
JAKARTA - Harga minyak dunia naik pada perdagangan di Asia, Senin (16/6/2025), setelah Israel dan Iran saling serang pada Minggu waktu setempat. Hal ini meningkatkan kekhawatiran perang Israel vs Iran memicu konflik regional yang lebih luas dan mengganggu ekspor minyak dari Timur Tengah.
Harga minyak mentah Brent berjangka naik USD1,70 atau 2,3 menjadi USD75,93 per barel pada pukul 22.53 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD1,62 atau 2,2 menjadi USD74,60. Harga minyak telah melonjak lebih dari USD4 pada awal sesi. Demikian seperti dilansir Reuters.
Kedua patokan minyak mentah dunia ditutup naik 7 lebih tinggi pada hari Jumat, setelah melonjak lebih dari 13 selama sesi ke level tertinggi sejak Januari.
Serangan terbaru antara Israel dan Iran mengakibatkan korban sipil dan meningkatkan ketakutan akan konflik regional yang lebih luas, dengan kedua militer mendesak warga sipil di pihak lawan untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap serangan lebih lanjut.
Perkembangan terakhir telah memicu kekhawatiran tentang gangguan di Selat Hormuz, jalur pelayaran penting.
Sekitar seperlima dari total konsumsi minyak dunia melewati selat tersebut, atau sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari (bpd) minyak, kondensat, dan bahan bakar.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa dia berharap Israel dan Iran dapat menjadi penengah gencatan senjata, tetapi mengatakan terkadang negara-negara harus berjuang terlebih dahulu. Trump mengatakan AS akan terus mendukung Israel tetapi menolak mengatakan apakah dia meminta sekutu AS tersebut untuk menghentikan serangannya terhadap Iran.
Kanselir Jerman Friedrich Merz berharap pertemuan para pemimpin KTT G7 di Kanada pada hari Minggu akan mencapai kesepakatan untuk membantu menyelesaikan konflik dan mencegahnya meningkat.
Sementara itu, Iran telah memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka tidak terbuka untuk menegosiasikan gencatan senjata saat diserang Israel, seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang komunikasi tersebut mengatakan, saat kedua musuh itu melancarkan serangan baru dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
Iran, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak saat ini memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak per hari dan mengekspor lebih dari 2 juta barel minyak dan bahan bakar per hari.
Kapasitas cadangan OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, untuk memompa lebih banyak minyak guna mengimbangi gangguan apa pun kira-kira setara dengan produksi Iran, menurut analis dan pengamat OPEC.