Israel Serang Iran, Harga Minyak Langsung Meroket 9 Persen

Israel Serang Iran, Harga Minyak Langsung Meroket 9 Persen

Ekonomi | okezone | Jum'at, 13 Juni 2025 - 11:28
share

JAKARTA - Harga minyak dunia melonjak lebih dari 9 persen usai Israel serang Iran. Harga minyak mencapai level tertinggi dalam hampir lima bulan.

Serangan Israel ke Iran meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan meningkatkan kekhawatiran terganggunya pasokan minyak dunia.

1. Harga Minyak Meroket

Tercatat, harga minyak mentah Brent naik USD6,29, atau 9,07 persen menjadi USD75,65 per barel pada pukul 03.15 GMT setelah mencapai titik tertinggi intraday di USD78,50, tertinggi sejak 27 Januari. 

Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD6,43, atau 9,45 persen menjadi USD74,47 per barel setelah mencapai titik tertinggi di USD77,62, tertinggi sejak 21 Januari. Demikian seperti dilansir Reuters, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Kenaikan harga minyak di hari Jumat adalah pergerakan intraday terbesar untuk kedua kontrak sejak 2022 setelah Rusia menginvasi Ukraina, yang menyebabkan harga energi melonjak.

2. Israel Serang Iran

Israel mengatakan pihaknya menargetkan fasilitas nuklir Iran, pabrik rudal balistik, dan komandan militer pada hari Jumat di awal dari apa yang diperingatkannya akan menjadi operasi yang berkepanjangan untuk mencegah Teheran membangun senjata atom.

"Hal ini telah meningkatkan ketidakpastian geopolitik secara signifikan dan mengharuskan pasar minyak untuk memperhitungkan premi risiko yang lebih besar untuk setiap potensi gangguan pasokan," analis ING Warren Patterson.

 

3. Pasokan Minyak Bakal Terganggu

Beberapa pedagang minyak di Singapura mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah serangan itu akan memengaruhi pengiriman minyak Timur Tengah karena akan bergantung pada bagaimana Iran membalas dan apakah AS akan campur tangan.

"Masih terlalu dini untuk mengatakannya, tetapi saya pikir pasar khawatir tentang penutupan Selat Hormuz," kata salah satu pedagang.

Sementara itu, analis energi senior MST Marquee Saul Kavonic mengatakan, konflik tersebut dapat meningkat ke titik pembalasan Iran terhadap infrastruktur minyak di wilayah tersebut sebelum pasokan minyak berdampak material.

Dia menambahkan bahwa Iran dapat menghambat pasokan minyak hingga 20 juta barel per hari melalui serangan terhadap infrastruktur atau membatasi jalur melalui Selat Hormuz, dalam skenario ekstrem.

Di pasar lain, saham anjlok pada awal perdagangan Asia, dipimpin oleh aksi jual pada kontrak berjangka AS, sementara investor bergegas ke tempat berlindung yang aman seperti emas dan franc Swiss.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Israel akan menerima hukuman keras menyusul serangan pada hari ini yang menewaskan beberapa komandan militer.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Kamis menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai tindakan sepihak dan mengatakan Washington tidak terlibat sementara juga mendesak Teheran untuk tidak menargetkan kepentingan atau personel AS di wilayah tersebut.

"Iran telah mengumumkan keadaan darurat dan bersiap untuk membalas, yang meningkatkan risiko tidak hanya gangguan tetapi juga penularan di negara-negara penghasil minyak tetangga lainnya," kata analis pasar senior di Phillip Nova, Priyanka Sachdeva.

"Meskipun Trump telah menunjukkan keengganan untuk berpartisipasi, keterlibatan AS dapat semakin meningkatkan kekhawatiran."
 

Topik Menarik