Indeks Keluarga Indonesia Makin Mengecil Rerata Cuma Punya 1 Anak, Penyebabnya Masih Numpang di Rumah Orang Tua

Indeks Keluarga Indonesia Makin Mengecil Rerata Cuma Punya 1 Anak, Penyebabnya Masih Numpang di Rumah Orang Tua

Ekonomi | okezone | Selasa, 29 April 2025 - 15:11
share

JAKARTA - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan, indeks keluarga Indonesia mengecil. Hal ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir 2024.

Fahri Hamzah menjelaskan, sebelumnya indeks keluarga di Indonesia 4,7 alias 1 keluarga rerata memiliki 4-5 anggota keluarga termasuk suami/istri. Namun data terbaru pada akhir 2024 lalu menyebut indeks keluarga Indonesia menjadi 3,2 alias rerata keluarga hanya punya 1 anak saja.

"Sekarang ini indeks keluarga kita berubah, indeks keluarga yang lama itu 4,7 orang per keluarga, sekarang ini 1 keluarga itu hanya 3,2, artinya keluarga Indonesia mengecil," kata Fahri Hamzah dalam acara Rapat Koordinasi Teknis Perumahan Perdesaan Bersama Kemendagri, Selasa (29/4/2025).

1. Data BPS soal Keluarga Baru di Indonesia

Fahri Hamzah mengatakan, berdasarkan data BPS jumlah keluarga baru di Indonesia per Februari 2024 lalu totalnya mencapai 93 juta keluarga. Sejalan dengan pertumbuhan keluarga baru, jumlah backlog perumahan di Indonesia juga meningkat menjadi 15 juta. Kondisi ini membuat antrean pembelian rumah menjadi lebih besar.

"Memang ada bonus demografi, anak muda Indonesia mulai kawin. Tapi ketika membentuk keluarga dia takut (tidak punya rumah), sehingga keluarganya mengecil, hanya punya 1 anak," lanjutnya.

 

2. Keluarga Baru Numpang di Rumah Orang Tua

Fahri Hamzah menilai indeks keluarga yang mengecil ini juga dipengaruhi karena masih banyak keluarga baru yang tinggal numpang bersama orang tua atau mertua, sehingga keterbatasan tempat tinggal menjadi penyebab untuk tidak menambah anggota keluarga.

"Artinya orang yang tidak punya rumah itu semakin banyak, tapi kita tidak melihat homeless seperti di Amerika Serikat atau Eropa, karena ada sistem extended family di kita," kata Fahri Hamzah.

"Di mana keluarga mengabsorpsi kegagalan anak-anaknya. Termasuk yang sudah menikah, itu ditaruh di dalam keluarganya, masih sebagai tanggung jawab orang tua menampung mereka," pungkasnya.

Topik Menarik