5 Alasan Patung Biawak di Wonosobo Viral, Kini Mendadak Dibanjiri Wisatawan
Patung biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah, belakangan tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Sejak menjadi viral, patung biawak ini menarik perhatian banyak pengunjung, menambah daya tarik wisata di Wonosobo yang sebelumnya sudah dikenal dengan destinasi seperti Dieng Plateau, Telaga Menjer, dan Kebun Teh Tambi.
Pemerintah daerah pun telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang untuk mengakomodasi lonjakan wisatawan, termasuk kantong parkir di beberapa titik strategis.
Patung biawak ini tidak hanya menjadi ikon baru bagi Desa Krasak, tetapi juga simbol keberhasilan kolaborasi antara masyarakat, seniman lokal, dan pemerintah dalam menciptakan karya yang edukatif dan menarik bagi wisatawan.
Nah, berikut beberapa alasan mengapa patung biawak di Wonosobo tersebut viral dan mendadak banjir pengunjung, dilansir Okezone dari berbagai sumber, Kamis (24/4/2025).
1. Kemiripan dengan Hewan Asli
Patung biawak setinggi 7 meter di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, tersebut menjadi viral di media sosial karena desainnya yang sangat realistis dan mengesankan.
Patung setinggi 7 meter ini dibuat dengan detail yang sangat realistis, menyerupai biawak asli.
Dari kejauhan, patung ini tampak seperti biawak hidup yang sedang berdiri di atas batu dan menoleh ke arah jalan, sehingga menarik perhatian pengguna jalan dan warganet.
2. Anggaran Minimalis
Pembuatan patung Biawak ini hanya memakan biaya sekitar Rp50 juta, yang berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Wonosobo. Anggaran ini dianggap sangat efisien dibandingkan proyek serupa di daerah lain.
Namun, terbaru, Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto, Ahmad Gunawan Wibisono, menegaskan bahwa pembangunan patung ini tidak menggunakan dana desa, melainkan didanai melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan bantuan dari pemerintah daerah.
Kepala Desa Krasak, Supinah, juga menegaskan bahwa desa tidak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan tugu tersebut.
3. Karya Seniman Lokal
Arbani Yasiz Jadi Tokoh Komik Favoritnya Hanggini, Jangan Lewatkan My Comic Boyfriend di GTV!
Patung ini merupakan hasil karya Rejo Arianto, seorang seniman lokal asal Wonosobo. Ia mengerjakan patung ini selama sekitar 1,5 bulan. Keterlibatan seniman lokal menambah nilai kebanggaan bagi masyarakat setempat.
4. Simbol Kearifan Lokal
Biawak dipilih sebagai ikon karena satwa ini banyak ditemukan di Desa Krasak. Patung ini menjadi simbol pelestarian alam dan representasi kekayaan fauna lokal, sekaligus wujud kolaborasi antara komunitas, seniman, dan program CSR.
Patung ini dibangun sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup oleh Karang Taruna setempat. Tujuannya, yakni untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian hewan lokal seperti biawak yang merupakan bagian dari ekosistem khas desa tersebut.
5. Filosofi dalam Desain
Kepala patung biawak dibuat menoleh ke arah tertentu, tidak hanya meniru gesture biawak, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Hal ini menambah daya tarik dan keunikan patung tersebut.
Patung biawak ini tidak hanya menjadi ikon baru bagi Wonosobo, tetapi juga contoh sukses kolaborasi antara masyarakat, seniman, dan pemerintah dalam menciptakan karya seni yang memiliki nilai estetika dan budaya tinggi.