Menilik Biaya Hidup di Jepang dan Tren Kabur Aja Dulu

Menilik Biaya Hidup di Jepang dan Tren Kabur Aja Dulu

Terkini | okezone | Selasa, 18 Februari 2025 - 06:03
share

JAKARTA - Tagar Kabur Aja Dulu menjadi viral di media sosial. Salah satu negara yang menjadi tujuan utama dalam tren ini adalah Jepang, dengan beberapa warganet bahkan mengklaim telah berpindah kewarganegaraan demi mendapatkan paspor yang lebih kuat.

Ungkapan Kabur Aja Dulu mencerminkan keinginan sebagian masyarakat untuk meninggalkan Indonesia akibat berbagai persoalan, seperti ketidakstabilan ekonomi, meningkatnya PHK, kebijakan pemerintah yang dianggap kurang tepat, hingga penegakan hukum yang tidak merata.

Salah satu pengguna media sosial, @raymondjp, mengungkapkan bahwa dirinya kini telah resmi menjadi warga negara Jepang dan merasakan manfaat dari perpindahan tersebut. Ia menyoroti keuntungan utama dari keputusan ini, salah satunya adalah kekuatan paspor Jepang.

Namun, sebelum memutuskan pindah ke Jepang, penting untuk memahami biaya hidup di negara tersebut. Jepang, sebagai negara maju dengan teknologi canggih dan budaya yang kaya, memang menawarkan kualitas hidup yang tinggi. Namun, biaya yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit.

1. Biaya Akomodasi

Tempat tinggal menjadi salah satu faktor utama dalam perhitungan biaya hidup. Di kota besar seperti Tokyo, harga sewa apartemen bisa dimulai dari 50.000 yen (sekitar Rp5 juta) per bulan, sementara di kota yang lebih kecil seperti Fukuoka atau Matsuyama, harga sewa bisa lebih rendah, sekitar 24.000-26.000 yen (sekitar Rp2,5 juta-Rp2,7 juta). Untuk apartemen dengan lebih dari satu kamar, biaya sewanya bisa mencapai 120.000 yen (sekitar Rp12 juta) per bulan.

2. Biaya Makanan dan Minuman

Pengeluaran untuk makanan bergantung pada pola konsumsi. Jika sering makan di luar, satu kali makan di restoran bisa menghabiskan 1.000-3.000 yen (sekitar Rp116 ribu-Rp348 ribu). Namun, jika memasak sendiri, pengeluaran bulanan untuk bahan makanan berkisar antara 20.000-40.000 yen (sekitar Rp2,6 juta-Rp5,2 juta). Beberapa harga bahan pokok di Jepang antara lain:

- Nasi (1 kg): 466 yen (~Rp49 ribu)

- Susu (1 liter): 256 yen (~Rp27 ribu)

- Ayam filet (1 kg): 903 yen (~Rp95 ribu)

- Telur (10 butir): 230 yen (~Rp24 ribu)

 

3. Biaya Transportasi

Jepang memiliki sistem transportasi umum yang efisien namun relatif mahal. Biaya tiket bulanan kereta bisa mencapai 7.000 yen (sekitar Rp740 ribu), sedangkan tiket sekali jalan sekitar 210 yen (Rp22 ribu). Jika menggunakan taksi, tarif per kilometernya sekitar 410 yen (Rp43 ribu).

4. Biaya Listrik, Air, dan Gas

Tagihan bulanan untuk listrik, air, dan gas berkisar antara 7.000-10.000 yen (Rp740 ribu-Rp1 juta), tergantung pada penggunaan serta kondisi cuaca.

5. Biaya Pendidikan

Bagi yang ingin menempuh pendidikan di Jepang, biaya kuliah di universitas negeri dimulai dari 535.000 yen (Rp56 juta) per tahun, tergantung pada universitas dan program studi yang dipilih.

6. Pengeluaran Lainnya

Selain kebutuhan pokok, terdapat pengeluaran tambahan seperti internet dan hiburan. Paket data internet 20 GB dapat menghabiskan sekitar 3.000 yen (Rp300 ribu) per bulan. Sementara itu, biaya hiburan seperti tiket bioskop berkisar 1.000 yen (Rp100 ribu) dan karaoke per jam sekitar 200 yen (Rp21 ribu).

Secara keseluruhan, total biaya hidup di Jepang berkisar antara 100.000 hingga 200.000 yen per bulan (Rp10 juta-Rp21 juta), dengan rata-rata sekitar 158.000 yen (Rp16 juta). Besarnya biaya ini sangat bergantung pada lokasi tempat tinggal, kebutuhan, serta gaya hidup masing-masing individu. Meskipun biaya hidup di Jepang relatif tinggi, dengan perencanaan keuangan yang baik, pengeluaran dapat dikelola agar tetap terjangkau sesuai dengan penghasilan.

Baca selengkapnya: Viral Hashtag Kabur Aja Dulu, Ternyata Segini Biaya Hidup di Jepang

Topik Menarik