Berbicara dengan Putin dan Zelensky Tentang Konflik Ukraina, Trump: Mereka Ingin Berdamai
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu, (13/2/2025) memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina dengan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Trump mengatakan bahwa baik Putin dan Zelensky, yang berbicara dalam panggilan telepon terpisah, menyatakan keinginan untuk berdamai.
Pembiaraan itu terjadi setelah menteri pertahanan AS sebelumnya mengatakan Kyiv harus melepaskan tujuan lamanya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO dan mendapatkan kembali semua wilayahnya yang direbut oleh Rusia. Pernyataan dari Pete Hegseth tersebut menandai perubahan dramatis dalam pendekatan Washington terhadap konflik di Ukraina.
Pembicaraan Telepon
Setelah berbicara dengan Putin selama lebih dari satu jam, Trump mengatakan bahwa sang pemimpin Rusia itu ingin perang berakhir dan mereka membahas potensi gencatan senjata dalam waktu dekat.
"Dia ingin perang berakhir. Dia tidak ingin mengakhirinya lalu kembali berperang enam bulan kemudian," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih, sebagaimana dilansir Reuters.
"Saya pikir kita sedang dalam perjalanan menuju perdamaian. Saya pikir Presiden Putin menginginkan perdamaian, Presiden Zelensky menginginkan perdamaian, dan saya menginginkan perdamaian. Saya hanya ingin melihat orang-orang berhenti terbunuh," tambahnya.
Trump dan Zelensky berbicara setelah panggilan telepon Trump dengan Putin, dan kantor Zelenskiy mengatakan percakapan itu berlangsung sekira satu jam.
"Saya melakukan percakapan yang bermakna dengan @POTUS. Kami... berbicara tentang peluang untuk mencapai perdamaian, membahas kesiapan kami untuk bekerja sama... dan kemampuan teknologi Ukraina... termasuk pesawat nirawak dan industri canggih lainnya," tulis Zelenskiy di X.
Tidak ada pembicaraan damai Ukraina yang diadakan sejak bulan-bulan awal konflik, yang kini mendekati ulang tahun ketiganya. Pendahulu Trump, Joe Biden, mengawasi miliaran dolar bantuan militer dan bantuan lainnya ke Kyiv dan tidak memiliki kontak langsung dengan Putin setelah invasi Rusia.
Eropa Ingin Terlibat
Rusia menduduki sekira seperlima wilayah Ukraina dan telah menuntut Kyiv menyerahkan lebih banyak wilayah dan menjadi negara netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun.
Ukraina menuntut Rusia untuk menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan mengatakan bahwa negara itu harus menerima keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah Moskow menyerang lagi.
Kekuatan-kekuatan Eropa, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, mengatakan pada Rabu bahwa mereka harus menjadi bagian dari setiap negosiasi mendatang mengenai nasib Ukraina, dengan menggarisbawahi bahwa hanya kesepakatan yang adil dengan jaminan keamanan yang akan memastikan perdamaian abadi.