Istana Sebut Efisiensi Hanya untuk Hilangkan Lemak dalam Belanja APBN
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut terdampak efisiensi anggaran sebesar 50,35 persen atau Rp1,423 triliun dari anggaran semula Rp2,826 triliun. Efisiensi ini turut berimbas pada pembelian peralatan baru untuk operasional monitoring dan deteksi bencana di sejumlah daerah.
Menanggapi hal itu, Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menegaskan, tidak benar jika anggaran BMKG terkena efisiensi sebesar 50.
“Tidak benar anggaran BMKG terkena efisiensi sebesar 50 persen. Silahkan cek lagi ke BMKG untuk data terbaru,” tegas Hasan dalam keterangannya, Selasa (11/2/2025).
Lebih lanjut, Hasan mengungkapkan, bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto bahwa efisiensi anggaran dilakukan untuk mengurangi beban negara yang seharusnya tidak perlu. Bahkan, Presiden meminta anggaran negara harus difokuskan kepada kepentingan rakyat.
Hasan pun mengibaratkan bahwa efisiensi anggaran adalah menghilangkan lemak-lemak belanja dalam APBN.
“Efisiensi yang sesuai arahan Presiden Prabowo adalah menghilangkan lemak-lemak dalam belanja APBN kita, tapi tidak mengurangi otot. Tenaga pemerintah dan kemampuan pemerintah tidak akan berkurang karena pengurangan lemak ini,” ujar Hasan.
Hasan menjelaskan, bahwa ada empat kriteria yang tidak terkena efisiensi anggaran. Pertama, gaji pegawai. Kedua, layanan dasar prioritas pegawai. Ketiga, layanan publik. Dan, keempat adalah bantuan sosial.
“Jadi mitigasi bencana merupakan layanan publik yang dipastikan optimal,” pungkasnya.