Gigi Eks Cherrybelle Hadapi Tantangan di Pernikahan Arwah, Riset Budaya Tionghoa 1943

Gigi Eks Cherrybelle Hadapi Tantangan di Pernikahan Arwah, Riset Budaya Tionghoa 1943

Terkini | okezone | Minggu, 9 Februari 2025 - 23:13
share

JAKARTA - Artis Brigitta Cynthia atau akrab disapa Gigi Eks Cherrybelle terlibat dalam film yang mengangkat budaya Tionghoa, Pernikahan Arwah (The Butterfly House). Dalam film tersebut, Gigi memerankan karakter Mei Hwa, seorang penyanyi Tionghoa yang hidup di tahun 1943.

Demi mendalami karakter Mei Hwa, Gigi melakukan riset ke perpustakaan agar memahami betul seperti apa kehidupan perempuan di era 1943-an.

“Pasti riset ya. Sebenarnya aku kan enggak pernah hidup di tahun 1943, itu kenapa aku perlu ke perpustakaan, butuh buku-buku di tahun segitu,” ujar Gigi di Metrpole XXI, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).

Setelah menemukan buku-buku yang menggambarkan kehidupan di tahun tersebut, Gigi seolah merasakan seperti apa kehidupan Mei Hwa di tahun itu.

Dia tak menampik bahwa sulit mencari buku yang menggambarkan kehidupan di tahun 1943 hingga akhirnya mendapatkannya. Menurutnya, informasi di internet kurang menggambarkan situasi yang terjadi.

“Merasa apa yang ada di internet, kurang. Kalau baca, aku lebih bisa bayangin, meresap. Gimana sih rasanya, feeling-nya aku bisa merasa lebih dekat. Jadi, lari ke perpustakaan, walaupun susah banget carinya. Aku salin beberapa halaman,” ucapnya.

Gigi merasa tertantang sehingga penuh totalitas untuk mendalami peran di film ini. Belum lagi dirinya harus bernyanyi bahasa Mandarin hingga melakukan makeup 2,5 jam agar karakter Mei Hwa lebih hidup dalam dirinya.

“Iya, karena ini adalah salah satu karakter yang paling menantang. Jadi, aku perlu banget melakukan itu. Agak bahaya untuk memainkan karakter di tahun itu, kalau misalnya salah-salah,” katanya.

Film Pernikahan Arwah mengangkat budaya Tionghoa yang jarang dieskplorasi di tengah gempuran budaya Jawa dalam film horor yang beredar di bioskop. Film ini menyajikan sebuah sebuah cerita yang berakar pada budaya  dan kepercayaan yang dibalut dengan atmosfer magis, sehingga membawa penonton merasakan ketakutan tanpa jumpscare berlebihan.

Topik Menarik