Buntut Perkelahian dan Dugaan Bullying, SMA Binus Simprug Skorsing 8 Orang Siswa
JAKARTA - Binus School Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengambil tindakan tegas terhadap delapan orang siswa yang diduga melakukan bullying dan perkelahian terhadap salah satu murid berinisial RE (16).
"Karena ada perkelahian seperti ini, sekolah telah bertindak men-skorsing. Tindakan langsung dilakukan kepada orang-orang yang terlibat dan diskorsing mereka," kata Kuasa Hukum Yayasan Bina Nusantara, Otto Hasibuan di Binus School Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2024).
"Ada delapan orang itu ditemukan di situ yang menurut penilaian bisa dikenakan skorsing, diskorsing," sambung dia.
Meski begitu, Otto tidak merinci terkait siapa saja delapan orang siswa yang dimaksud. Di sisi lain, Otto menuturkan, pihak RE (16) selaku pelapor dalam perkara ini mendesak agar pihak sekolah mengeluarkan para siswa yang disebut melakukan bullying terhadapnya.
"Menurut informasi yang kami tahu, di pihak pelaporan ini akan dikehendaki supaya ini dipecat," ujar dia.
Dia menambahkan, pihak sekolah tidak bisa mengamini permintaan dari pihak RE. Sebab, pihaknya harus bijaksana dalam mengambil keputusan.
"Kan kita enggak bisa ambil begitu dulu dong (mengeluarkan siswa), karena ini siswa kan. Bagaimana kita langsung mau memecat dia. Nah, jadi kita kan harus arif dan bijaksana juga. Kita harus skorsing dulu," ungkapnya.
"Nah nanti kalau prosesnya lebih lanjutnya terbukti ada pidana sebagainya, ya pasti akan ada sanksi lebih keras lagi lebih daripada itu. Jadi sekolah itu selalu menimbang yang terbaik buat kepentingan siswanya," pungkas dia.
Sebelumnya, Binus School Simprug membantah adanya dugaan bullying, pelecehan seksual dan pengeroyokan yang dialami salah satu muridnya berinisial RE (16).
Kuasa Hukum Binus School, Otto Hasibuan, menjelaskan peristiwa itu diduga terjadi pada 30-31 Januari 2024 lalu. Namun, yang sebenarnya terjadi bukanlah perundungan ataupun pelecehan seksual seperti yang diungkapkan.
"Ketika dia mengatakan bahwa dia dikatakan dibully. Kita lihat faktanya adalah memang adalah perkelahian di antara mereka," kata Otto dalam jumpa pers, Sabtu (14/9).
Kolaborasi ITATS dan Universitas Islam Lamongan, Dorong Minat Baca Siswa MTs Nurul Hikmah Surabaya
Otto mengatakan, fakta itu didapatkan dari beberapa potongan CCTV yang merekam kejadian tersebut yang melibatkan RE. Di mana ada 2 lokasi kejadian, yakni kantin dan toilet sekolah.
Pada rekaman CCTV di kantin, terlihat RE terlibat kontak fisik dengan salah satu siswa lainnya. Dalam rekaman itu, RE justru terlihat menjambak rambut siswa lain.
Selanjutnya, ada 2 rekaman CCTV di depan toilet yang memperlihatkan RE bersama belasan siswa lainnya masuk ke dalam toilet. Rekaman ini juga membantah RE dipaksa masuk ke toilet untuk dirundung.
Selain itu, ditunjukan pula rekaman yang diambil dari salah satu ponsel siswa yang menunjukan aktivitas di dalam kamar mandi. Rupanya, di sana RE berkelahi dengan salah satu siswa.
"Ternyata di sana itu yang terjadi adalah adanya istilahnya siswa ini sepakat untuk bertinju, berkelahi. Jadi, satu lawan satu berkelahi. Setelah itu selesai," ujar Otto.