Sejarah dan Asal Usul Partai Golongan Karya (Golkar)
JAKARTA - Berikut Sejarah dan Asal Usul Partai Golongan Karya (Golkar)sebagai salah satu partai politik lama di Indonesia. Partai Golkar ramai dibicarakan setelah Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari posisi ketua umum.Pengunduran diri Airlangga menjadi perhatian karena terkesan mendadak. Sebelumnya dia juga dianggap berhasil mengangkat perolehan suara dan kursi Partai Golkar di Pemilu Legislatif 2024.
Di Pemilu Legislatif 2024, Partai Golkar mendapatkan 23.208.654 suara atau 15,28. Perolehan tersebut melonjak dibandingkan 2019 sebanyak 17.594.839 (12,57). Meski posisi mereka tetap di bawah PDI Perjuangan dengan 25.387.279 suara (16,72). Golkar berhasil finis di peringkat kedua di atas Partai Gerindra.
Sejarah dan Asal Usul Partai Golkar
Asal Usul
Pada awalnya, Golkar adalah sebuah organisasi yang berasal dari gagasan "Golongan Karya" yang didirikan pada tahun 1959. Ditahun sama, Presiden Soekarno memperkuat gagasan "Demokrasi Terpimpin" dan membubarkan partai politik yang dianggap bertentangan dengan ideologinya.
Soal Isu Reshuffle Kabinet di Sisa Pemerintahan Jokowi, PDI Perjuangan Tak Mau Ambil Pusing
Golkar awalnya sebagai perwakilan rakyat daripada partai politik, serta sistem perwakilan atau alternatif, serta sebagai dasar untuk perwakilan lembaga representatif. Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara sering menyuarakan jenis demokrasi ini.Mewakili berbagai kelompok profesional di Indonesia, seperti petani, nelayan, buruh, pegawai negeri, dan lainnya, Gorengan diusulkan sebagai sebuah "golongan fungsional".
Pembentukan Sekber Golkar
Pada 1964, dibentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) oleh beberapa organisasi yang tergabung dalam golongan fungsional tersebut. Pembentukan ini didukung militer, yang pada saat itu memiliki pengaruh kuat dalam politik Indonesia.Sekber Golkar dibentuk sebagai tandingan dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang semakin kuat pengaruhnya di kalangan rakyat.
Peran dalam Orde Baru
Setelah peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan dan membentuk Orde Baru. Golkar menjadi kendaraan politik utama bagi Soeharto, yang menggunakan partai ini untuk mendapatkan dukungan dari berbagai golongan masyarakat.
Selama era Orde Baru, Golkar memenangkan pemilihan umum pertamanya dengan kemenangan besar pada tahun 1971. Sejak saat itu hingga jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998, Golkar selalu memenangkan pemilu berkat dukungan pemerintah dan militer yang kuat, serta penggunaan aparatur negara untuk kepentingan partai.
Reformasi dan Era Pasca-Orde Baru
Golkar sendiri mengalami transformasi besar setelah pelepasan Soeharto di tahun 1998. Partisi ini perlu menyesuaikan diri dengan sistem politik yang lebih demokratis dan pluralistik.
Golkar masih merupakan salah satu partai politik terbesar di Indonesia, dan kadernya telah beberapa kali menjabat sebagai presiden, menteri, dan pimpinan lembaga legislatif.
Identitas dan Ideologi
Pada awalnya, Golkar tidak memiliki ideologi yang jelas karena terdiri dari anggota dari berbagai golongan profesional dan fungsional. Namun, Golkar berfungsi sebagai alat stabilisasi politik bagi pemerintah selama Orde Baru dan mendukung Pancasila.Namun, pada saat reformasi, mereka mengadopsi ideologi yang lebih pragmatis, berfokus pada pembangunan ekonomi dan stabilitas politik di Indonesia.
Kesimpulan
Partai Golkar adalah salah satu partai politik dengan sejarah yang panjang dan peran yang signifikan dalam sejarah politik Indonesia. Dari sebagai organisasi golongan fungsional hingga menjadi partai politik yang dominan di era Orde Baru, Golkar telah mengalami banyak transformasi dan masih menjadi kekuatan politik yang signifikan di Indonesia hingga saat ini.