Keluarga Beresiko Stunting Turun hingga 4,6 juta di 2024, Ini Penjelasan BKKBN

Keluarga Beresiko Stunting Turun hingga 4,6 juta di 2024, Ini Penjelasan BKKBN

Terkini | okezone | Jum'at, 9 Agustus 2024 - 17:00
share

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membeberkan data penurunan Keluarga Beresiko Stunting pada 2024. Fenomena stunting kini menjadi salah satu Pekerjaan Rumah pemerintah sejak beberapa tahun belakangan. Hal ini juga dinilai menjadi penentu tercapainya Indonesia Emas 2045.

Sebagai lembaga penghimpun data Keluarga dan Anak Indonesia, BKKBN menyebut angka stunting menurun setidaknya sejak tiga tahun terakhir.

"Jumlah angka Keluarga Beresiko Stunting ini mengalami penurunan, 2022 itu 13,5 juta, di 2023 itu 11,8 juta, di 2024 ini turun lagi menjadi 8,6 juta keluarga yang beresiko stunting," kata Direktur Pelaporan dan Statistik (Laptik) BKKBN, Lina Widyastuti, di kantornya hari ini.

Merujuk data itu, angka Keluarga Beresiko Stunting menurun sekitar 4,6 juta keluarga dari 2022-2024. Lina mengatakan pihaknya akan terus menyeleksi Kekuarga Beresiko Stunting di berbagai daerah lewat Pendataan Keluarga 2024 (PK24) pada 1 hingga 31 Agustus ini.

Mulai dari pengamatan kelayakan lingkungan tinggal, hingga pengkajian kehamilan dimasa subur.

"Mereka ini yang memiliki faktor resiko, jadi kita lakukan seleksi, apakah keluarga tadi memiliki jamban yang layak atau tidak, karena stunting akan sangat berpengaruh dengan kondisi lingkungan, akses sumber air minumnya layak atau tidak, ketiga apakah pasangan subur hamil terlalu dini dibawah 20 tahun atau terlalu tua diatas 35 tahun," katanya.

Nantinya, data tersebut akan membantu pemerintah menangani berbagai masalah yang ada.

"Prioritas keluarga mana yang akan dilakukan intervensi terkait misalnya kemiskinan ekstrem, kemudian kecepatan penurunan stunting," ujarnya.

Topik Menarik