Antisipasi Hujan Ekstrem, BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di 6 Titik

Antisipasi Hujan Ekstrem, BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di 6 Titik

Nasional | okezone | Selasa, 16 Desember 2025 - 07:14
share

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Indonesia akan memasuki puncak musim penghujan pada periode Januari hingga Februari mendatang. 

Curah hujan diprediksi meningkat signifikan di sejumlah wilayah, mulai dari Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.

Selain faktor musim, BMKG juga memantau keberadaan tiga siklon dan bibit siklon di sekitar wilayah Indonesia, yakni Siklon Bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S. Ketiga sistem cuaca tersebut berpotensi memicu hujan ekstrem dan gelombang tinggi.

Untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, BMKG terus melakukan pemantauan dan menyiapkan langkah mitigasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah operasi modifikasi cuaca.

“Operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk mencegah awan-awan hujan mendekati daratan Indonesia. Jika awan mendekat, maka akan disemai menggunakan bahan NaCl agar hujan turun di wilayah perairan atau area yang tidak berbahaya. Jika awan sudah berada di atas Jakarta, akan disebarkan kapur tohor atau CaO agar awan terpecah dan tidak menimbulkan hujan,” ujar Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, Selasa (16/12/2025).

Faisal menyebutkan, modifikasi cuaca terbukti mampu menurunkan intensitas curah hujan hingga 20–50 persen. Upaya ini dinilai efektif untuk mengendalikan dan memitigasi potensi bencana meteorologi akibat cuaca ekstrem.

“Ini membantu dalam mengendalikan dan memitigasi bencana-bencana meteorologi yang mungkin ditimbulkan oleh cuaca ekstrem,” jelasnya.

 

Saat ini, BMKG tengah melaksanakan operasi modifikasi cuaca di enam titik, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Lampung. Selain itu, BMKG bersama BNPB, di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan, juga mengembangkan platform informasi cuaca untuk mendukung keselamatan transportasi darat, laut, dan udara.

BMKG bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan dan antisipasi guna menjaga keselamatan masyarakat. Faisal pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem.

“Kami telah bekerja sama dengan BNPB, BPBD, serta Basarnas. Masyarakat diimbau tetap tenang, sambil terus memantau informasi resmi dan bersiap menghadapi potensi hujan lebat dan gelombang tinggi,” tutupnya.

Topik Menarik