LAZ Gerakin Salurkan Bantuan Ribuan Paket Logistik ke Korban Banjir Aceh dan Sumut
JAKARTA, iNews.id - Lembaga Amal Zakat Gerak Kita Indonesia (LAZ Gerakin) terus memperluas operasi kemanusiaannya untuk membantu warga terdampak banjir dan longsor di Aceh dan Sumatera Utara. Sejak akhir pekan, Gerakin telah mengirimkan ribuan paket bantuan logistik ke berbagai titik yang mengalami kerusakan paling parah.
Untuk wilayah Aceh, Gerakin menyalurkan 1.700 paket sembako yang didistribusikan ke sejumlah kabupaten, termasuk Aceh Utara, Bireuen, Langsa, dan Pidie Jaya. Bantuan tersebut terdiri atas 500 paket untuk Bireuen, 350 paket untuk Aceh Utara, 200 paket untuk Langsa, sementara sisanya tersebar di wilayah terdampak lainnya.
Di Sumatera Utara, sebanyak 1.000 paket logistik telah dikirim ke daerah-daerah yang tergenang, terutama di Kabupaten Langkat. Distribusi dilakukan ke berbagai kecamatan, seperti Pangkalan Susu (Beras Basah, Bukit Jengkol), Babalan (Halaban), Padang Tualang (Besilam, Air Itam, Serapuh, Kuala Besilam), Tanjung Pura (Pekan Tanjung Pura, Teluk Bakung, Pulau Banyak, Pematang Sere, Pakubuan), Hinai (Cempa, Batu Melenggang), Besitang (Bukit Mas, Pantai Buaya), serta Berandan (Pelawi, Securai, Teluk Mekuh).
Direktur Utama Gerakin, Sandi Suwandi Hasan mengatakan, bantuan logistik berupa sembako merupakan tahap awal dari serangkaian respons yang telah disiapkan lembaganya.
“Minggu depan kami beralih ke kebutuhan alat ibadah seperti sarung dan mukenah, ratusan paket khusus untuk masyarakat Aceh. Sementara untuk Sumatera Utara, 1.000 paket logistik sudah kami gerakkan ke titik-titik terdampak,” ujarnya, Kamis (11/12/2025).
Gerakin juga menyiapkan rencana bantuan lanjutan pada minggu keempat Desember, yang akan difokuskan pada kebutuhan anak-anak sekolah yang kehilangan perlengkapan belajar akibat banjir badang besar tersebut.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada para donatur dan mitra kerja LAZ Gerakin semoga langka ini menjadi awal kebaikan untuk kita bersama," ucapnya.
Sandi mengingatkan, kondisi psikologis dan sosial para penyintas di tiga provinsi terdampak bencana perlu mendapat perhatian serius. “Setelah tahun baru, situasi dikhawatirkan semakin berat. Banyak warga mulai kehabisan sandang, pangan, dan daya tahan hidup. Dokumen kependudukan, sertifikat, hingga administrasi penting banyak yang hilang. Ini harus diperhitungkan ulang oleh pemerintah,” katanya.
Untuk memastikan distribusi berjalan efektif, Gerakin mengerahkan 20 tim lokal yang bekerja di lapangan. Tim ini bertugas memetakan kebutuhan warga, memastikan bantuan tersalur tepat sasaran, dan mendampingi proses pemulihan masyarakat.
Sandi meminta masyarakat dan berbagai pihak untuk tidak terjebak pada perdebatan mengenai siapa yang paling bertanggung jawab atas bencana banjir bandang ini.
“Ini bukan waktu yang tepat untuk saling menyalahkan. Prioritas kita adalah kemanusiaan. Soal penanganan bencana, investigasi, dan aspek hukumnya merupakan tugas pemerintah dan aparat terkait,” ujarnya.
Dia juga mendorong pemerintah mempertimbangkan langkah strategis untuk pencegahan bencana di masa mendatang. Seperti malakukan moratorium penambangan dan izin perkebunan di lokasi-lokasi rawan bencana.










