PBNU Gelar Pleno Tentukan Pj Ketum, Gus Yahya: Ada yang Punya Kepentingan dan Bermanuver

PBNU Gelar Pleno Tentukan Pj Ketum, Gus Yahya: Ada yang Punya Kepentingan dan Bermanuver

Nasional | okezone | Selasa, 9 Desember 2025 - 20:23
share

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menanggapi rapat pleno yang kabarnya akan menentukan Pj Ketum PBNU, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2025). Kegiatan tersebut dikatakan sebagai sebuah "kepentingan" sehingga ada manuver yang dilakukan.

1. Ada yang Punya Kepentingan

Gus Yahya menegaskan secara administrasi, ia masih sah sebagai Ketua Umum PBNU. Karena itu, dirinya menanggapi dengan santai adanya rapat pleno yang diselenggarakan untuk menentukan Pj Ketum PBNU.

"Ya itu tadi, apa namanya, ada yang punya kepentingan lalu membuat manuver itu biasa, nanti kita lihat saja, namanya manuver," kata Gus Yahya di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Selasa (5/12/2025).

Secara hukum, Gus Yahya menegaskan dirinya masih berstatus Ketua Umum PBNU yang sah meski nantinya ada Pj Ketum hasil dari rapat pleno. Terlebih secara AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga), Gus Yahya masih berhak atas jabatan tersebut.

"Itu kan manuver, seperti saya bilang sejak awal bahwa secara de jure maupun de facto, saya masih tetap dalam kedudukan saya sebagai Ketua Umum di BPNU. Tanpa permintaan tertinggi, itu tidak mungkin bisa dieksekusi, karena bertentangan dengan AD/ART dan melawan hukum," ujarnya.

Gus Yahya juga menegaskan rapat pleno tersebut tidak sah karena tidak melibatkan dirinya sebagai Ketua Umum PBNU. Sehingga hasil dari pertemuan tersebut tidak kuat secara hukum dan orang yang terpilih tak memiliki hak untuk membuat aturan.

 

"Ini sendiri kan secara aturan tidak bisa disebut pleno, karena pertama yang mengundang hanya syuriah dan itu tidak bisa. Karena harus pleno itu sudah mengundang syuriyah datang, yang kedua tidak melibatkan saya sebagai Ketua Umum yang besar," tuturnya.

Namun, Gus Yahya masih menginginkan penyelesaian secara baik-baik. Menurutnya, ada jalan keluar apabila seluruh pihak duduk bersama dan mencari solusi terbaik agar tidak semakin melebar.

"Nah sementara rapat Syuriyah yang lalu itu, jelas para Kiai Sepuh juga mengatakan dengan tegas sekali bahwa itu bertentangan dengan AD/ART. Jadi ya kita lihat ini sebagai manuver aja. Apakah ada jalan keluar? Ada jalan keluar," ucapnya.

Topik Menarik