KTT G20 di Afsel, Gibran Bahas QR, MBG, hingga Konflik Global

KTT G20 di Afsel, Gibran Bahas QR, MBG, hingga Konflik Global

Nasional | okezone | Minggu, 23 November 2025 - 16:08
share

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11/2025). Kehadiran Gibran pada forum ini menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung penguatan arsitektur tata kelola global yang lebih inklusif.

1. Gibran di KTT G20

Dalam keterangannya di Hotel Saxon, Johannesburg, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pada hari pertama KTT, Gibran menghadiri dua sesi utama. Kedua sesi tersebut membahas isu-isu fundamental yang berdampak langsung pada pembangunan global.

“Bapak Wakil Presiden pada hari ini mengikuti dua sesi, yaitu sesi pertama tadi topiknya terkait dengan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pembiayaan pembangunan. Sedangkan di sesi kedua dibahas topik mengenai pengurangan risiko bencana, perubahan iklim, transisi energi dan sistem pangan,” kata Airlangga.

Melalui pidatonya, Gibran menyampaikan sejumlah poin strategis terkait ekonomi global, pembiayaan pembangunan, dan ketahanan pangan. Penyampaian ini menunjukkan posisi Indonesia yang terus mendorong penguatan kolaborasi lintas negara.

“Yang pertama pertumbuhan perekonomian global harus kuat, adil, dan inklusif dengan pembiayaan internasional yang mudah diakses, dapat diprediksi, setara khususnya bagi negara-negara berkembang. Upaya-upaya ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain penghapusan utang, mekanisme pembiayaan yang inovatif, pembiayaan campuran dan transisi hijau,” ucap Airlangga. 

 

2. QR hingga MBG

Dia menambahkan, Wapres memaparkan pengalaman Indonesia dalam inovasi pembayaran digital yang murah dan inklusif. Inovasi tersebut dinilai mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan modern.

“Bapak Wakil Presiden juga menyampaikan salah satu contoh solusi digital sederhana yang dilakukan Indonesia dan berbiaya rendah, itu salah satunya QR, dan QR ini diadopsi oleh berbagai negara di ASEAN bahkan negara lain di Jepang maupun di Korea,” ujarnya.

Selain itu, Gibran mendorong agar G20 mulai memasukkan ekonomi kecerdasan atau artifisial sebagai agenda diskusi. Usulan ini dinilai relevan dengan dinamika teknologi global yang berkembang sangat cepat.

“Bapak Wakil Presiden juga mendorong dimulainya dialog G20 mengenai ekonomi kecerdasan atau artificial intelligence (AI) dengan mempertimbangkan teknologi keuangan yang semakin maju,” tuturnya.

Pada sesi kedua, Wapres menekankan pentingnya ketahanan pangan global, mengingat saat ini masih ada 720 juta penduduk dunia yang masih rentan mengalami kelaparan. Isu ini menjadi salah satu fokus utama Indonesia dalam kerja sama internasional.

“Ketahanan pangan bukan hanya agenda ekonomi tetapi juga kebutuhan mendasar dan investasi strategis,” kata Airlangga.

“Program makan bergizi gratis bisa menjadi contoh nyata yang turut mendorong pemanfaatan produk lokal, pemberdayaan petani, peternak, serta perluasan kegiatan ekonomi yang supply chainnya bisa mencapai ke seluruh pelosok Indonesia,” tuturnya.

 

3. Konflik Global

Wapres juga mengangkat isu kemanusiaan dalam konteks bencana dan konflik global. Hal ini memperlihatkan kepedulian Indonesia terhadap kondisi dunia yang terus diwarnai instabilitas.

“Bapak Wakil Presiden juga menggarisbawahi bahwa bencana tidak hanya bersifat alamiah tetapi sebagian adalah tindakan dari manusia itu sendiri. Dan kita lihat apa yang terjadi di Gaza, Ukraine, Sudan, Sahel dan banyak wilayah lain. Berbagai peristiwa ini menegaskan perlunya penempatan kemanusiaan di pusat tata kelola global dan mendorong G20 sebagai teladan,” kata dia. 

Menurut Airlangga, berbagai pandangan Wapres tersebut sejalan dengan pandangan negara-negara lain. Hal ini menandakan bahwa Indonesia berada pada posisi strategis dalam menggalang dukungan internasional.

“Apa yang disampaikan oleh Bapak Wakil Presiden diperkuat oleh negara lain, baik Afrika Selatan yang menutup rangkaian kepemimpinan Global South dengan menekankan pentingnya ruang lebih besar bagi benua Afrika. Afrika ini dianggap sebagai benua masa depan dengan pertumbuhan cepat, potensi strategis yang mendukung industrialisasi, pembangunan berkelanjutan dan stabilitas ekonomi global,” tuturnya.
 

Topik Menarik