Kronologi Dugaan Sabotase Peluncuran Buku Jokowi's White Paper

Kronologi Dugaan Sabotase Peluncuran Buku Jokowi's White Paper

Nasional | sindonews | Selasa, 19 Agustus 2025 - 14:43
share

Pengacara Roy Suryo Cs, Ahmad Khozinudin mengungkapkan dugaan upaya sabotase atau pembungkaman terhadap peluncuran buku Jokowi's White Paper karya Roy Suryo, dr. Tifauzia Tyassuma, dan Dr. Rismon Sianipar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta kemarin. Mulai dari pemesanan ruangan acara hingga pemadaman listrik diungkapkannya.

"Kami ingin merespons terkait pembungkaman kemerdekaan menyampaikan pendapat atas launching buku Jokowi's White Paper di Yogyakarta yang dilakukan klien kami, Roy Suryo, dan kawan-kawan," ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/8/2025).

Dia menjelaskan, pada Minggu, 17 Agustus 2025 dr. Tifa sudah memesan Ruang Nusantara UC (University Club) UGM untuk digunakan pada Senin, 18 Agustus 2025 pukul 14.00-17.00 WIB dan sudah ditransfer uang sewa sebesar Rp1 juta. Namun, pada Minggu malam ada informasi dari pihak UC UGM didatangi UP4 atau Pamdal UGM dan Polsek Bulak Sumur yang diinterogasi.

Baca juga: UGM Tolak Penggunaan UC Hotel untuk Peluncuran Buku Jokowi's White Paper, Ini Alasannya

“Kemudian pada Senin 18 Agustus 2025, pihak UC UGM mengirimkan WA untuk membatalkan booking dan mau mengembalikan uang bookingan. Lalu, panita sempat memindahkan acara ke kafe di Jalan Cikditiro, tapi karena sudah banyak orang yang datang ke UC UGM, maka panitia rapat sekaligus salat dan makan siang di Coffee Shop UC UGM," tuturnya.

Dia menerangkan, pukul 14.00 WIB, media mainstream mulai berdatangan sehingga acara makan siang langsung diubah menjadi acara soft launching. Namun, pasca menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne Universitas Gajah Mada, tepat saat pembacaan doa, mendadak lampu dan AC dimatikan oleh pihak UC UGM.

"Padahal, untuk toilet dan yang lainnya masih menyala. Itu artinya apa? Ini bukan mati lampu alamiah atau mati listrik, tetapi area yang akan digunakan untuk launching itu saja yang kemudian dipadamkan. Ini benar-benar tindakan brutal ya," jelasnya.

Dia mengungkapkan, saat itu sejatinya ada banyak tokoh, termasuk Said Didu, Jenderal Tiasno Sudarto, Refli Harun, Dr. Muhammad Taufik, Agus FDI, dan tokoh lainnya. Semua adalah saksi peristiwa mati listrik yang diduga dilakukan secara sengaja, bukan karena insiden."Selanjutnya bahwa karena panitia sudah ada wireless dan baterai, jadi acara tetap dilanjutkan meskipun dengan kondisi mati lampu. Ini mencekam, ini luar biasa. Di era kemerdekaan yang sudah 80 tahun ternyata kemerdekaan berpendapat itu belum merdeka, masih dijajah," paparnya.

Dia menilai, kegiatan di UC UGM tersebut menjadi konfirmasi adanya pembungkaman kemerdekaan berpendapat, khususnya berpendapat secara ilmiah dengan menerbitkan buku yang tebalnya lebih dari 500 halaman dan disusun Roy Suryo, dr. Tifa, dan Dr. Rismon. Sekaligus mengonfirmasi pembungkaman buku tentang Jokowi untuk kedua kalinya.

"Pembungkaman kedua setelah dahulu buku Jokowi Undercover dibungkam. Jadi kita seluruh rakyat harus bersama-sama melindungi RRT, Roy Suryo, Rismon, dan Tifauzia Tyassuma agar tidak lagi menjadi korban kezaliman akibat pembungkaman kemerdekaan konstitusi, yakni berpendapat melalui tulisan dengan kajian ilmiah bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Dia menambahkan, sejatinya manakala ada keberatan bisa dilakukan bantahan, bukan malah dilakukan pembungkaman yang mana tindakan pembungkaman sangat dikecam oleh masyarakat. Sama halnya dengan buku Jokowi Undercover karya Bambang Trimulyono dan Gus Nur, buku yang tak dibantah itu malah akhirnya dibungkam dengan cara dipenjarakan.

"Bambang Trimulyono dan Gus Nur akhirnya dipenjara dengan dalih mengedarkan kabar bohong, dituntut 10 tahun maksimum, divonis 6 tahun, lalu kami mengadakan banding, turun menjadi 4 tahun, pasalnya berubah menjadi delik kebencian berdasarkan sara. Ini adalah konfirmasi adanya pembungkaman," katanya.

Soal dugaan pembungkaman buku karya Roy Suryo Cs, dia mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan klarifikasi karena adanya keterlibatan anggota Polsek Bulak Sumur tersebut yang membuat acara soft launching buku Jokowi's White Paper tidak terselenggara dengan lancar.

Topik Menarik