Kisah Mpu Gandring, Pembuat Keris Sakti yang Mengutuk Ken Arok

Kisah Mpu Gandring, Pembuat Keris Sakti yang Mengutuk Ken Arok

Nasional | sindonews | Minggu, 3 Agustus 2025 - 06:30
share

MPU Gandring menjadi sosok pembuat keris yang terkenal saat Kerajaan Kediri berkuasa. Sosoknya kerap jadi langganan para pejabat tinggi di wilayah Kediri dan Tumapel untuk membuat keris dengan kualitas terbaik dan memiliki kesaktian sehingga bisa jadi senjata andalan.

Bahkan konon Mpu Gandring bisa diberikan gelar insinyur pembuatan senjata keris. Namun keris buatan Mpu Gandring juga kerap membuat tumbal tewasnya sejumlah orang, termasuk Mpu Gandring sendiri dan salah satunya penguasa Tumapel Tunggul Ametung.

Baca juga: Rahasia Kecantikan Ken Dedes, Cahaya Betisnya Memikat Ken Arok

Mpu Gandring insinyur pembuat keris konon berasal dari wilayah Desa Lulambang atau Plumbangan, yang kini masuk wilayah Kecamatan Dooko, Kabupaten Blitar. Wilayahnya perbatasan dengan Kabupaten Malang dan berada di kaki Gunung Kelud.

Sesuai sumber sejarah Mpu Gandring sebagaimana dikutip dari buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan", di sini konon banyak dari pejabat-pejabat kerajaan, hingga para ksatria yang memesan keris sakti karya Mpu Gandring. Mungkin jika diibaratkan seperti senjata canggih.Dikisahkan dalam kitab Pararaton, Ken Arok kala itu tengah mencari orang yang dapat membuatkannya senjata termutakhir yang dapat menumbangkan Tunggul Ametung. Saat itu Ken Arok yang masih menjadi pengawal pribadi Tunggul Ametung, dikenalkan oleh ayah angkatnya Bango Samparan kepada Mpu Gandring.

Bango Samparan yang tinggal di Karuman akhirnya membawa Arok ke kediaman Mpu Gandring di Blitar. Ken Arok pun langsung mengutarakan keinginannya untuk bisa memiliki keris yang sakti mandraguna, yang bisa membunuh Tunggul Ametung dalam sekali tusuk.

Baca juga: Kisah Ken Arok dan Strategi Cerdiknya Menghadapi Kerajaan Kediri

Setelah pembicaraan dan tawar menawar akhirnya ditemukan kesepakatan. Mpu Gandring akhirnya siap menerima permintaan Ken Arok membuatkan keris untuknya dan meminta waktu satu tahun kepada Ken Arok.

Tempat pembuatan keris Mpu Gandring sendiri saat ini dikisahkan berada di Dukuh Pandean, Wlingi, Kabupaten Blitar. Di sinilah Mpu Gandring mencoba merealisasikan keinginan Ken Arok memiliki senjata termutakhir kala itu. Tapi Ken Arok tak sabar, ia sudah di ujung nafsu menghabisi nyawa Tunggul Ametung. Alhasil baru lima bulan proses pembuatan keris, Ken Arok meminta anak buahnya menemui Mpu Gandring, menanyakan perihal keris tersebut.

Gandring pun tak mengizinkan Ken Arok mengambil keris tersebut karena kerisnya belum sempurna, dan baru setengah jadi. Menurut Mpu Gandring membuat keris yang sakti mandraguna bukanlah perkara mudah.

Pengalaman Mpu Gandring untuk membuat keris yang canggih diperlukan olah spiritual dan ritual-ritual khusus, seperti puasa pemilihan bahan yang tepat. Sebagai upayanya ini, Mpu Gandring berjanji akan menyelesaikan keris pesanannya jadi dalam waktu satu tahun.

Namun baru lima bulan akhirnya Ken Arok menagih pesanannya. Tentu saja pesanan ini belum jadi, hal ini membuat Ken Arok marah karena ketidaksabarannya. Ken Arok tak mau tahu Mpu Gandring, ia pun terpancing emosi.

Mpu Gandring meminta untuk Ken Arok sabar terlebih dahulu dan menunggu sebagaimana kesepakatan di awal. Tapi hal itu tak diterima Ken Arok, ia tetap ngotot untuk mengambil keris yang belum jadi itu. Adu mulut pun sempat terjadi antara Mpu Gandring dan Ken Arok, hingga akhirnya menusukkan keris itu ke tubuh Mpu Gandring. Mpu Gandring pun tewas seketika dengan keris buatannya sendiri.

Ken Arok berhasil membuktikan keris itu sakti dengan dapat menewaskan sang pembuatnya dengan sekali tusuk. Keris itu juga dapat memecahkan lumpang batu milik Mpu Gandring.

Dalam kondisi yang telah meregang nyawa, Mpu Gandring pun melontarkan kutukan terhadap Ken Arok. Mpu Gandring memberikan sumpah dan mengutuk, bahwa keris itu bakal menewaskan tujuh nyawa keturunan Ken Arok, termasuk Ken Arok sendiri.

Ken Arok yang sudah bernafsu membunuh Tunggul Ametung, akhirnya meninggalkan Tunggul Ametung yang tewas bersimpah darah. Ken Arok kembali ke Tumapel untuk merealisasikan niatnya menggulingkan pemerintahan Tunggul Ametung dan membunuhnya.

Topik Menarik