Keguncangan Hayam Wuruk Akibat Mundurnya Gajah Mada usai Perang Bubat

Keguncangan Hayam Wuruk Akibat Mundurnya Gajah Mada usai Perang Bubat

Nasional | sindonews | Minggu, 29 Juni 2025 - 09:01
share

RAJAMajapahit Hayam Wuruk begitu guncang akibat mundurnya Mahapatih Gajah Mada seusai Perang Bubat. Gajah Mada memang sosok penting yang belum tergantikan dalam menjalankan roda pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Hal ini membuat Hayam Wuruk pusing. Dia perlu memutuskan kebijakan struktur parlemen kenegaraan pengganti Gajah Mada. Satu perubahan yang mencolok dari sistem yakni keberadaan dewan menteri untuk menggantikan peran Gajah Mada pada 1357. Dewan menteri ini dipimpin menteri paling senior di Istana Majapahit.

Baca juga: Kisah Pengangkatan Raja Mataram oleh Senopati dari Wangsit Berujung Malapetaka

Mpu Prapanca, pujangga terkemuka di Kerajaan Majapahit mencatat dengan semangat gaya pemerintahan baru Majapahit dan kematangan Hayam Wuruk dalam berpikir sekaligus mengambil kebijakan. Hal ini pula yang diabadikan Mpu Prapanca pada Kakawin Negarakretagama bab 71-72 dan 83.

Earl Drake dalam bukunya "Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit", mengisahkan bagaimana para menteri tertinggi mempunyai kedudukan ganda. Mereka harus menjadi kaki tangan sang raja. Tatanan baru di Majapahit memang harus dijalankan demi instruksi Hayam Wuruk.Gaya pemerintahan Majapahit yang signifikan berubah tentu mempengaruhi interaksi Hayam Wuruk dengan rakyatnya. Hayam Wuruk kerap turun langsung blusukan mengunjungi berbagai daerah di Jawa Timur. Hal ini membuat raja kian memahami kebutuhan rakyat jelata

Kemudian, membuat lebih banyak lagi perubahan, salah satunya mengundang setiap bangsawan dan pimpinan kabupaten ke ibu kota dalam sebuah pertemuan nasional yang diadakan setiap Maret. Dalam pertemuan itu, raja menekankan pentingnya memperhatikan wilayah pedesaan.

"Kalian harus teguh mengemban tugas sebagai kelas Wseyanya petani, teguh pada apa pun yang akan menghasilkan kemakmuran desa-desa di kabupaten; tetaplah berpegang pada prinsip itu! Jembatan, bendungan, jalan-jalan utama, rumah, dan seterusnya. Segala macam fasilitas umum yang berguna harus ditata," demikian syair yang berkembang dikisahkan pada Nagarakretagama.

Bab lainnya mengisahkan secara rinci kunjungan Hayam Wuruk ke sekeliling wilayah pedesaan. Para penduduk berbaris di tepi jalan, menanti kemunculan raja. Laksana umbul- umbul, gapura diberi hiasan pada kedua sisinya.

Semua kereta dikumpulkan di sisi-sisi jalan agar orang bisa berdiri di atasnya untuk menonton iring-iringan kerajaan dari kejauhan. Sambutan begitu meriah mengiringi kedatangan Raja Hayam Wuruk.

Topik Menarik