Dari Asia ke Amerika Latin: Alternativa Film Festival 2026 Undang Kreator Indonesia Berpartisipasi
Alternativa resmi mengumumkan edisi ketiga Film Festival Alternativa akan diselenggarakan di Kolombia pada kuartal kedua tahun 2026. Total dana penghargaan ditingkatkan menjadi USD120.000, naik USD20.000 dari edisi sebelumnya.
Festival ini juga menambah satu kategori penghargaan baru khusus film panjang dari wilayah fokus, sehingga total penghargaan kini menjadi tujuh kategori. Pendaftaran film dibuka mulai 10 Juni hingga 10 Oktober 2025.
Untuk film panjang, festival menerima karya dari Amerika Latin dan Asia. Sementara, kategori film pendek dikhususkan untuk karya dari Amerika Latin.
Pengumuman ini disampaikan pada 9 Juni dalam konferensi pers pertama Alternativa di Amerika Latin, yang diadakan di Festival Film Internasional Guadalajara ke-40, mitra resmi Alternativa.
Kronologi Kecelakaan Truk Terguling di Flyover Jatingaleh Semarang, Sopir Diduga Ugal-ugalan
Dalam konferensi tersebut, hadir Liza Surganova (Head of Alternativa), Anna Gudkova (Head of Industry and Labs), dan Andjelka Jankovic (Head of Marketing and Communications) yang bersama-sama memaparkan visi Alternativa dan arah pengembangan festival ke depan.Setiap edisi Alternativa Film Festival menyoroti wilayah dengan fokus berbeda sebagai bagian dari sistem alternatif dalam mengapresiasi pembuat film dari Global South. Tujuannya memperluas jangkauan karya mereka dan membangun jembatan antarwilayah.
Festival ini menghormati karya film yang menghadirkan perubahan positif bagi dunia dan masyarakat, dengan menggabungkan keunggulan artistik dan dampak sosial yang signifikan.
"Di inDrive, kami percaya talenta dan kisah yang kuat tidak boleh dibatasi oleh batas negara dan bahwa seni memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan bermakna bagi jutaan orang di seluruh dunia. Ini juga mendukung misi inDrive untuk melawan ketidakadilan baik melalui bisnis kami maupun upaya di luar itu. Karena itulah kami mendirikan dan mendukung Alternativa dan festivalnya yang memberi platform bagi para pembuat film berdampak dari Global South untuk didengar, dilihat, dan dirayakan," ujar Arsen Tomsky, CEO dan pendiri inDrive serta penggagas Alternativa.
Diluncurkan pertama kali di Kazakhstan pada 2023, Alternativa berkembang ke Asia Tenggara pada 2024 dengan perhelatan di Yogyakarta. Kini, Alternativa melanjutkan misinya ke Amerika Latin sebagai wilayah fokus berikutnya sekaligus menandai transisi dari "Alternativa Film Awards" menjadi festival film penuh dengan program pemutaran, diskusi, dan kegiatan publik lainnya.
Meski bergeser wilayah, Alternativa tetap aktif di Asia Tengah dan Asia Tenggara. Sepanjang 2025, agenda Alternativa mencakup:- Just Futures Impact Story Lab di Bali, Indonesia (bekerja sama dengan In-Docs, Doc Society, dan !mpact)- Impact Distribution Lab di Asia Tengah- Alternativa Film Days di Almaty (Kazakhstan) dan Jakarta (Indonesia)- Kampanye dampak untuk film Devi di Nepal
Alternativa Film Festival 2026 menerima film dari Amerika Latin dan sejalan dengan komitmennya membangun jembatan antarwilayah akan terus menerima karya dari Asia, tempat penyelenggaraan dua edisi sebelumnya.
Pada 2024, festival ini menerima lebih dari 1.000 pendaftaran dari 33 negara. Dari 25 film yang masuk seleksi akhir, 14 berasal dari negara-negara Asia, dengan Indonesia menyumbang lima judul. Kini, dengan fokus wilayah baru, tim festival mengantisipasi lonjakan pendaftaran.
Pendaftaran untuk Alternativa Film Festival 2026 dimulai 10 Juni dan ditutup 10 Oktober 2025. Film fiksi, dokumenter, animasi, dan karya hibrida dari semua genre yang selesai diproduksi setelah 1 Januari 2025 memenuhi syarat.
Untuk film yang melakukan world premiere sebelum 1 Agustus 2025, batas akhir pengiriman adalah 1 September 2025 pukul 23.59 (UTC -5). Untuk film yang tayang perdana setelah 1 Agustus, batas akhirnya adalah 10 Oktober 2025 pukul 23.59 (UTC -5).
Program Alternativa Film Festival 2026 akan berfokus, meskipun tidak terbatas, pada pemutaran publik gratis untuk film-film yang masuk dalam Kompetisi. Setiap pemutaran dilengkapi dengan diskusi berdampak dan berbagai acara publik lainnya yang dirancang untuk memperkuat pengaruh sosial film sekaligus mengajak penonton berdialog. Pada tahun 2024 di Yogyakarta, festival ini berhasil menarik sekitar 2.300 penonton dalam 14 pemutaran.










