PBNU Buka Suara Dituding Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) buka suara atas tudingan adanya aliran dana dari PT Gag Nikel Raja Ampat ke PBNU. NU sama sekali tidak pernah menempatkan pengurusnya di perusahaan pemerintah maupun swasta.
Bahwa posisi KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) sebagai komisaris di PT Gag Nikel sebagai pribadi. "Itu tudingan (adanya aliran dana dari PT Gag Nikel Raja Ampat ke PBNU) yang sangat keji," kata Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif di Jakarta, Jumat (13/6/2025) pagi. Baca juga:Siapa Pemilik PT Gag Nikel? Penambang di Balik Surga Raja Ampat Gus Gudfan menegaskan, PT Gag bukan milik PBNU. PT Gag merupakan salah satu anak perusahaan PT Antam. "Kebetulan yang jadi salah satu komisaris itu adalah warga NU. Jadi tak ada kaitan sama sekali dengan PBNU," ujarnya.
Tudingan PBNU menerima aliran dana dari PT Gag Nikel dilontakan akun TikTok @tanpadusta). Unggahan itu menarasikan, PBNU menerima aliran dana dari Ananda Tohpati yang oleh kalangan tertentu dikenal dengan nama Andes "Kancil". Akun itu menyebut, Ananda merupakan anak mantan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya. Ananda disebutnya bertanggung jawab atas pengamanan dan pengawasan operasi dari lima perusahaan yang beroperasi di Raja Ampat.
Sebagai imbalan dan pengawasan, kata akun itu, Andas mengumpulkan donasi Rp 55 miliar perbulan dari setiap perusahaan atau Rp 275 miliar perbulan (Rp3,3 triliun pertahun). Uang itu, menurut akun itu, disalurkan ke sejumlah jaringannya. Salah satunya ke PBNU. Donasi ini diberikan melalui salah satu Ketua PBNU, Gus Fahrur. Terkait hal ini, Gus Fahrur membantah keras tuduhan itu. "Ini fitnah. Tidak ada sama sekali sumbangan ke PBNU. Saya jamin 1.000 hoaks," kata Gus Fahrur saat dikonfirmasi Jumat(13/6/2025) pagi.
Menurut Gus Fahrur, ia sama sekali tak kenal dengan Ananda Tohpati itu. Bahkan, nama Ananda itu baru didengarnya. Hal senada juga diungkapkan Gus Gudfan. Menurutnya, pengurus PBNU sama sekali tak mengetahui sosok Andas itu. "Kami bisa buktikan dengan data kalau kami sama sekali tak pernah menerima aliran dana dari tambang manapun,” terangnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf buka suara soal keterlibatan Gus Fahrur sebagai salah satu komisaris di PT Gag Nikel di Raja Ampat. Menurut Gus Yahya, selama ini PBNU tidak ikut campur terkait urusan pribadi atau jabatan yang diemban oleh pengurus NU. Baca juga:Hadiri Seminar Akbar Haji 2025 di Arab Saudi, Ketum PBNU Beri 4 Usulan Penting Soal Istitha’ah
"Saya ini Ketua Umum PBNU, saya juga kiai pesantren dan sebagainya. Pak Ulil Absar uga pengurus PBNU, dia juga punya warung di rumah. Jadi pengurus PBNU ini bisa macam-macam, jadi jangan heran ada pengurus PBNU ada yang jadi bisnisman, dan urusan bisnis dia itu bukan urusan PBNU," katanya di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Menurut Gus Yahya, selama ini PBNU tidak pernah mengeluarkan rekomendasi atas pengurusnya untuk mengisi sebuah jabatan apa pun di berbagai tingkatan, baik swasta maupun pemerintahan. "Sampean bisa cari itu (rekomendasi) ke kesekretariatan, tidak ada satupun surat rekomendasi PBNU untuk jabatan apa pun di mana pun," tegasnya.