Rocky Gerung Patahkan Analogi Sekjen Gibranku soal Pemakzulan Gibran

Rocky Gerung Patahkan Analogi Sekjen Gibranku soal Pemakzulan Gibran

Nasional | sindonews | Rabu, 11 Juni 2025 - 21:32
share

Akademisi Rocky Gerung mematahkan analogi yang dibuat oleh Sekjen Gibranku Pangeran Mangkubumi dalam program Rakyat Bersuara di iNews pada Rabu (11/6/2025). Dalam program tersebut tengah membahas isu hangat terkait usulan Purnawirawan TNI yang mengusulkan pemakzulan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.

Awalnya, Pangeran menyebut usulan purnawirawan TNI soal pemakzulan Gibran minim subtansi. Maka hal tersebut membuatnya prihatin.

"Seolah terus digiring untuk menonton dan menyaksikan polemik serta peristiwa-peristiwa politik yang bising dari segi narasi, namun hening dalam segi substansinya, persis seperti polemik yang terjadi pada hari ini," ujar Pangeran.

Baca juga: Menakar Seberapa Serius Desakan Pemakzulan Gibran

Lantas, berkaitan dengan keheningan substansi tersebut, dia menganalogikan seperti seseorang memasuki ruangan anechoic chamber yang mana seorang tersebut bisa mendengarkan organ tubuhnya sendiri termasuk detak jantungnya. Dari situ, kata dia, terdapat pelajaran yang bisa dipetik seperti mendengarkan aspirasi rakyat yang fundamental ketimbang membahas persoalan tidak substansi.

"Saya ingin mengajak kita semua sebagai sebuah bangsa khusus generasi muda ayo kita beranikan diri untuk melangkahkan kaki kita masuk ke dalam spektrum anechoic chamber ini," ujarnya.

"Sehingga kita bisa benar-benar mendengarkan detak jantung rakyat, denyut nadi rakyat, isi hati keluh kesah rakyat dengan lebih jernih, sehingga dengan begitupun kita bisa mengklasifikasi mengklasterisasi persoalan-persoalan kebangsaan apa yang fundamental yang sebenarnya harus segera kita prioritaskan untuk diselesaikan," imbuhnya.

Selanjutnya, host Rakyat Bersuara Aiman Witjaksono mempersilakan Rocky Gerung yang hadir dalam acara tersebut untuk menanggapi pernyataan Sekjen Gibranku. Dalam kesempatan itu, mikrofon yang dipegang Rocky awalnya tidak berfungsi dengan baik, hingga Aiman menggantinya dengan yang baru.

"Kalau pakai audio, nanti ada anechoic chamber efek. Saya mendengarkan suara saya sendiri, sama seperti anda (Pangeran Mangkubumi) katakan tadi, Anda minta supaya kita mendengarkan detak jantung," timpal Rocky.Menurut Rocky analogi yang dibuat oleh Pangeran sebenarnya merupakan sebuah kekacauan yang dibuat pada rezim saat itu. "Jadi kekacauan itu terjadi justru karena anechoic chamber dibuat sendiri oleh kalangan istana. Istana siapa? Ya istana Jokowi pada waktu itu," ujarnya.

Dia menyampaikan usulan dari para purnawirawan justru membuat publik merenungkan kembali kontribusi mereka terhadap bangsa. Namun jika usulan pemakzulan Gibran itu justru dibahas banyak orang, itu menandakan ada sesuatu yang tidak beres di negeri ini.

"Kalau dia (purnawirawan) enggak ada gunanya, ngapain dibahas Tetapi kalau satu purnawirawan bicara, dan dua purnawirawan ikut, tiga purnawirawan ikut, lalu empat BEM ikut, lalu 500 emak-emak ikut, lalu jadi berita di New York Times, itu artinya ada sesuatu di negeri ini," ujarnya.

Topik Menarik