Kisah Haji Christiaan Snouck Hurgronje, Tipu Muslim Nusantara untuk Masuk ke Tanah Suci
Kisah Christiaan Snouck Hurgronje yang mampu menyusup masuk ke Tanah Suci dan mengabadikan foto-foto pertama Kota Mekkah, Arab Saudi ini menarik untuk diulas. Kumpulan foto tersebut bahkan terjual dengan harga fantastis.
Foto/IstPada tahun 1888, seorang orientalis asal Belanda bernama Christiaan Snouck Hurgronje berhasil mengabadikan foto-foto pertama Kota Makkah. Foto itu dijual melalui situs lelang Sotheby dengan harga fantastis, yakni £212.000 atau setara lebih dari Rp3,8 miliar.
Sotheby, rumah lelang ternama dunia, mengonfirmasi bahwa koleksi foto-foto tersebut berasal langsung dari keluarga Snouck Hurgronje.
Mereka menggambarkan arsip ini sebagai dokumentasi yang sangat berharga dan mendalam mengenai Makkah pada akhir abad ke-19, ketika dunia Barat nyaris tidak memiliki akses ke kota suci itu.
Christiaan Snouck Hurgronje Menyusup ke Mekkah
Keberhasilan Snouck Hurgronje mengakses kota suci Makkah bukanlah hal biasa. Ia menyusup ke dalam kehidupan masyarakat lokal dengan cara menyamar sebagai seorang mualaf.Usai Minta Maaf Sambil Menangis, Marcella Santoso Bantah Dalangi Konten Indonesia Gelap-RUU TNI
Strategi ini juga pernah ia terapkan saat berada di Indonesia, yang pada masa itu berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
Dengan kefasihan dalam bahasa Arab serta pemahaman mendalam tentang ajaran Islam, Snouck Hurgronje berhasil menembus batas yang selama ini tak tersentuh oleh kaum non-Muslim.
Ia menjadi tokoh Barat pertama yang dapat menyaksikan langsung kehidupan di Makkah dan mendokumentasikannya secara visual dan tertulis.
Selama lebih dari satu tahun, ia bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah. Di sanalah ia memproduksi dua karya penting berjudul Mekka dan Bilder aus Mekka, yang memuat deskripsi serta dokumentasi mengenai kehidupan spiritual dan sosial di kota suci.
Karya-karya ini kelak menjadikannya salah satu tokoh orientalis paling berpengaruh pada masanya.
Pada periode itu, Belanda tengah memperkuat kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Latar belakang akademis Snouck Hurgronje sebagai ahli keislaman menjadikannya sosok yang cocok untuk menjalankan misi pengintaian terhadap tokoh-tokoh Islam dari Indonesia yang bermukim atau singgah di Timur Tengah.
Secara strategis, rumahnya di Jeddah berdekatan dengan kediaman seorang tokoh bangsawan Aceh. Tokoh ini menjadi target utama intelijen kolonial yang ingin memantau aktivitas umat Islam Indonesia yang menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Perusahaan Hindia Timur Belanda saat itu gencar mengumpulkan informasi tentang masyarakat Muslim Indonesia yang taat, terutama yang telah melakukan perjalanan haji.
Meskipun identitas aslinya tersembunyi, Snouck Hurgronje sebenarnya menjalani kehidupan Barat yang sangat bertolak belakang dengan tampilan luar dirinya.
Namun demikian, ia berhasil menipu banyak orang dan dianggap sebagai seorang Muslim sejati yang bernama Abdul Ghaffaar oleh masyarakat lokal.
Dalam dokumentasi-nya, Snouck Hurgronje memotret berbagai aspek kehidupan di Makkah, termasuk para jamaah haji dari Nusantara, para pelayan, kasim, dan pemiliknya, serta hewan pengangkut seperti unta.
Namun, tidak semua orang tertipu. Pada satu kesempatan, sebuah rumor yang disebarkan oleh Kedutaan Prancis menyebutkan bahwa ia mencuri artefak kuno, sehingga menimbulkan konflik dengan masyarakat lokal.
Miris! Rombongan Penjemput Jemaah Haji di Pemalang Kena Copet, Ternyata Pelakunya Perempuan
Setelah itu, ia memilih kembali ke Belanda untuk menyelesaikan misinya secara akademik.
Setibanya di tanah kelahirannya, Snouck Hurgronje mendapatkan pengakuan internasional sebagai seorang ahli Islam terkemuka. Pengalamannya di Timur Tengah dan Indonesia menjadikan dirinya rujukan utama dalam studi-studi keislaman di Eropa.
Selama operasinya, ia berpura-pura menjadi tokoh yang simpatik terhadap umat Islam. Namun, dibalik topeng itu, ia justru memanfaatkan keahliannya dalam teologi dan budaya Islam untuk melemahkan perlawanan rakyat Indonesia dari dalam.
Setelah pensiun dari lapangan, ia mengabdikan hidupnya sebagai akademisi di Universitas Leiden.
Nama Snouck Hurgronje tetap dikenang sebagai tokoh kontroversial, seorang sarjana yang sekaligus mata-mata yang merekam wajah Makkah dan umat Islam dari perspektif kolonial Eropa.